Pernah suatu ketika, saya berbincang-bincang dengan seorang “teman”. Awal mula pembicaraan sih biasa saja. Kita bercerita tentang berbagai hal sampai pada akhirnya pembicaraan itu mengarah pada hal berdoa untuk minta pengampunan dosa. Doa seperti ini saudara, memang yang selalu kita dengar dalam ibadah-ibadah kebaktian. Biasanya di awal-awal ibadah, pemimpin ibadah ataupun pendeta akan menyeruhkan agar sekalian jemaat berdoa minta pengampunan dosa supaya kembali di “sucikan” agar ibadahnya mungkin..... diterima di sisi Tuhan.
Mirip doa pemakaman non Kristen yah? Tapi memang itulah yang biasanya kita dengar dan lakukan. Hal yang saya pertanyakan pada “teman” saya tadi adalah, “apakah memang perlu,.... kita berdoa seperti doa pengampunan dosa itu?”
Tentu saja saudara dapat menduga reaksi dari “teman” saya tersebut. “Jelas perlu! Bukankah kita memang selalu berbuat dosa? Bukankah selama seminggu hidup kita setelah pulang dari gereja pasti berbuat dosa lagi?” Nah, selama kita berbuat dosa, maka sudah selayaknya kita minta pengampunan dosa lagi. Kurang lebih demikian.....
Masuk akal juga penjelasannya.... yaitu kita akan melakukan perbuatan dosa lagi setelah “doa pengampunan dosa” ini kita panjatkan.... bahkan kalau menurut saya.... bukan cuma setelah pulang dari gereja..... bisa jadi begitu selesai doa itu dipanjatkan.... satu menit kemudian kita sudah berbuat dosa lagi.... (bisa saja begitu membuka mata karena selesai berdoa, kita langsung melihat paha putih, mulus, montok dari gadis cantik yang kebetulan duduk disebelah kita, seketika pikiran melayang dech.... he..he.. )
Jadi saudara, bahwa kita walaupun sudah menjadi seorang Kristen, pada dasarnya kita hanyalah manusia biasa, karena itu sangat wajar sekali kita tidak pernah lepas dari perbuatan dosa.... baik disengaja ataupun tidak disengaja.... karena itu.... menurut “teman” saya ini, kita wajib selalu berdoa minta pengampunan dosa.... minimal.......ini minimal.... seminggu sekali di gereja.....
Apa saudara setuju dengan ini........?
Saya yakin banyak dari kita yang setuju dengan pendapat demikian.
Saat itu, saya juga menanyakan lebih lanjut.... “Lalu bagaimana kalau seandainya seseorang itu... katakan sajalah si A ini, setelah pulang dari gereja dan menjalani kehidupannya selama hampir satu minggu kedepan... bisa jadi hari sabtu misalkan...... terjadi kecelakaan pada dirinya yang sampai merenggut nyawanya.......?”
Bagaimana dengan semua dosa-dosa yang telah dia perbuat mulai dari pulang gereja minggu lalu sampai pada hari dimana dia mengalami kecelakaan itu? Dia tidak sempat berdoa untuk minta pengampunan dosanya..... dia mati seketika itu juga..... dia tidak sempat melakukan apapun.... hal yang sama bisa saja terjadi pada orang yang mendadak terserang penyakit jantung kan?
Bagaimana jadinya dengan dosa-dosa dia ini....? jangan katakan dia masuk neraka yah?.... sebab dia juga orang percaya! Dan dosa yang kita bicarakan ini tentulah bukan dosa-dosa yang dia lakukan dengan sengaja (seperti berjudi, berzinah, dll). Dosa-dosa yang kita bicarakan disini adalah dosa-dosa yang terjadi diluar kesadaran atau yang tidak sengaja terjadinya.
Syukurlah teman saya ini tidak menjawab dengan instant.... “ke neraka!” he..he..... gawat kan kalau itu yang dijawab.... dia menjawab dengan baik.... ayat yang diambilnya adalah ini :
Roma
8:26. Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.
Ayat di atas ini,... dipakai teman ini buat menjelaskan bahwa...... pada saat si A tadi akan menghembuskan nafas terakhirnya..... maka, walaupun dia tidak dapat lagi berkata-kata dan seandainyapun dia juga tidak lagi memiliki kesadarannya..... Roh, yang ada pada dirinyalah yang akan mendoakan dia agar mendapatkan pengampunan dosa itu.... yaitu dosa yang telah terjadi sejak terakhir kalinya dia minta pengampunan dosa....
I Yohanes
1:9 Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.
Ayat ini juga biasanya dipakai buat referensi....
Jadi dalam hal ini, menurutnya....., kita harus mengaku dosa kita dan minta pengampunanNya setiap minggu.... atau kapan saja bila dirasa perlu... (artinya bisa tiap detik nih....) karena apa? Karena Tuhan itu setia dan adil.... jadi kalau kita minta pengampunan dosa ini... maka Tuhan yang setia dan adil ini pasti akan mengampuni dosa kita... dan sebaliknya..... menurut dia, jika kita tidak mau mengakui dosa-dosa kita ini... maka dosa kita tersebut tetap ada dan tidak diampuni...
Itulah kurang lebih pemahaman yang diberikan kepada kita......
Apakah sekarang saudara dapat menerima semua penjelasan ini?
Jika memang dapat saudara terima........ baiklah kita mulai membahasnya diawali dengan satu pertanyaan dari saya....
Begini, seandainya memang pada detik-detik kematian dari si A ini,.... dimana dia sendiri sudah tidak dapat lagi berdoa sendiri untuk minta pengampunan dosanya.... sehingga Rohlah yang membantu mendoakannya demikian sehingga dimungkinkan dosa-dosanya diampuni...... lalu boleh tidak kalau kita berdoa untuk pengampunan dosa ini tidak tiap minggu... tetapi tiap bulan sekali misalkan...?
Toh, kalaupun kita tidak sempat berdoa dan mau mati kan kita juga pasti selamatkan karena semua dosa-dosa kita akan diampuni sebab didoakan oleh ROH KUDUS dalam diri kita.....?! bukankah dikatakan demikian pada penjelasan di atas? Dan kalau sebulan sekali ini dapat diterima...... boleh tidak seandainya diperpanjang menjadi setahun sekali....? boleh juga?! Yah, kepalangan...... tunggu aja sampai kita mau mati nanti..... karena kalaupun kita tidak sempat berdoa demikian kan ROH KUDUS dalam diri kita juga mendoakannya.... so, kita tidak perlu khawatir.....
Jadi apa gunanya berdoa pengampunan dosa seminggu sekali itu?......
Saudara yang terkasih..... bersikaplah kritis dalam menanggapi suatu ajaran.... kalau itu kebenaran... maka diuji bagaimanapun tetap akan bersinar.....
Saya pada dasarnya kurang sependapat dengan penjelasan di atas.... mengapa demikian? Ayat berikut menjelaskan....
Ibrani
9:22 Dan hampir segala sesuatu disucikan menurut hukum Taurat dengan darah, dan tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan.
Ayat ini mengatakan dengan jelas bahwa, tanpa penumpahan darah.... tidak akan ada pengampunan.... itulah mengapa di jaman perjanjian lama... segala sesuatunya berhubungan dengan mengorbanan binatang untuk mensucikan segala sesuatunya. Bahkan imam besarpun, sebelum masuk ke bilik Maha Kudus.... dia juga harus mensucikan dirinya dengan sebuah pengorbanan....
Kejadian
15:9 Firman Tuhan kepadanya: "Ambillah bagi-Ku seekor lembu betina berumur tiga tahun, seekor kambing betina berumur tiga tahun, seekor domba jantan berumur tiga tahun, seekor burung tekukur dan seekor anak burung merpati."
Imamat
16:3 Beginilah caranya Harun masuk ke dalam tempat kudus itu, yakni dengan membawa seekor lembu jantan muda untuk korban penghapus dosa dan seekor domba jantan untuk korban bakaran.
16:6 Kemudian Harun harus mempersembahkan lembu jantan yang akan menjadi korban penghapus dosa baginya sendiri dan dengan demikian mengadakan pendamaian baginya dan bagi keluarganya.
Jadi saudara, tidak akan ada pengampunan dosa.... kalau tidak ada pernumpahan darah.... lalu bagaimana mungkin saudara beranggapan dengan berdoa setiap minggu untuk pengampunan dosa saudara, maka dosa saudara dapat diampuni? Bagaimana mungkin saudara bahkan menempatkan diri saudara lebih tinggi dari umat Israel...? dari umat pilihan Tuhan...?
Apa buktinya kalau saudara telah meninggikan diri lebih dari umat pilihan Tuhan? Buktinya umat Israel masih memerlukan penumpahan darah untuk pengampunan dosa-dosa mereka.... dan sekarang saudara tidak memerlukan itu.... wah..... apa ini bukannya saudara telah menempatkan diri saudara di atas mereka?
Oo..... tidak! Saudara ingin katakan bahwa saudara sekarang hidup di jaman perjanjian baru... jaman anugerah sehingga tidak memerlukan lagi korban penumpahan darah untuk pengampunan dosa....? Apakah begitu yang ingin saudara katakan...? Jika benar ini dasar saudara, baiklah kita kupas lebih lanjut....
Kita memang hidup dalam jaman kasih karunia alias anugerah dari Tuhan.... mengapa dikatakan demikian? Karena kita memang hidup di jaman perjanjian baru yang Tuhan buat untuk kita.... Alkitab mengatakan bahwa kita.... bagaimanapun berusaha untuk menjalankan hukum Taurat.... tetap saja akan berakhir di neraka! Mengapa? Karena memang tidak seorangpun yang dapat menggenapi hukum ini kecuali Tuhan sendiri.... seperti ayat berikut ini :
Galatia
2:16 Kamu tahu, bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat,..........
Lalu jikalau demikian, untuk apa ada hukum Taurat? Bukankah tidak ada gunanya sama sekali karena tidak dapat digunakan untuk menyelamatkan manusia? Bukankah memberikan hukum yang sama sekali tidak dapat dilaksanakan adalah sia-sia saja? Ini sepertinya hanya memberikan harapan-harapan kosong saja bukan? Kalau begitu sekali lagi.... apa sebenarnya kegunaan dari hukum ini kalau tidak untuk menyelamatkan?
Galatia
3:23 Sebelum iman itu datang kita berada di bawah pengawalan hukum Taurat, dan dikurung sampai iman itu telah dinyatakan.
3:24 Jadi hukum Taurat adalah penuntun bagi kita sampai Kristus datang, supaya kita dibenarkan karena iman.
3:25 Sekarang iman itu telah datang, karena itu kita tidak berada lagi di bawah pengawasan penuntun.
Bukankah penjelasan ayat ini cukup mudah untuk dimengerti? Inilah gunanya hukum Taurat itu, dimana hukum ini diturunkan agar manusia berada dalam penuntunan Tuhan melalui hukumNya ini, hingga kedatangan Kristus yang akan membenarkan kita karena iman...... iman apa ini?
Galatia
3:26 Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus.
Nah saudara, jika sekarang kita memang hidup di bahwa kasih karunia Yesus.... lalu masihkah kita perlu meminta pengampunan dosa-dosa kita lagi sebagaimana layaknya yang di praktekkan oleh orang-orang Israel yang hidup di bawa hukum Taurat (penuntun) ini?
Kalau saudara menjawab perlu tetapi tidak juga harus mencontoh tata cara bangsa Israel yang hidup di bahwa hukum Taurat (harus ada penumpahan darah) karena kita sudah hidup dalam kasih karunia Yesus...... bukankah ini suatu hal yang rancuh...? mengapa saya katakan demikian? Karena hal ini seperti kita meletakkan kaki di dua perahu......
Orang Israel melakukan apa yang diatur di Imamat karena memang mereka tidak hidup dalam jaman kasih karunia Yesus.... sekarang pada saat kita telah mendapatkan kasih karunia itu.... masihkah lagi kita mau membawa hidup kita dalam atmosfir kehidupan yang belum mengenal kasih karunia itu?
Atau.... mungkin saudara ingin mengatakan bahwa apa yang telah Tuhan Yesus lakukan untuk menebus dosa saudara ini ternyata kurang?..... alias tidak cukup? Sehingga saudara merasa perlu untuk menyokongnya dengan doa-doa pengampunan dosa saudara selama ini? Apa saudara pikir kalau saudara tidak berdoa untuk pengampulan dosa ini.... sekiranya saudara mati maka dosa saudara itu tidak terampuni? Masuk neraka donk...?
Dari mana datangnya pemahaman yang demikian itu saudara? Mungkinkah anugerah dari Tuhan itu tidak sempurna? Kalau sesuatu yang datangnya dari Tuhan itu tidak sempurna..... dari siapa lagi yang dapat dikatakan sempurna...? dari penambahan yang saudara lakukan dengan doa-doa pengampunan dosa itu...? jadi ceritanya saudara mengoreksi dan menyempurnakan hasil pekerjaan Tuhan.... yaitu menyempurnakan anugerah yang Tuhan berikan pada kita...?
Wah...... saudara lebih besar donk dari Tuhan semesta alam.... karena saudara tahu bagaimana yang sempurna yang dibutuhkan oleh manusia sementara Tuhan tidak! Sehingga apa yang Tuhan kira sempurna untuk manusia (anugerah keselamatan ini) ternyata sama sekali tidak sempurna bagi manusia..... yaitu bagi saudara!
Hati-hati saudara.... imanmu dipertaruhkan di sini....
Yakobus
1:17 Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran.
Ayat di atas mengatakan dengan sangat jelas sekali....... bahwa apa yang berasal dari Tuhan adalah sempurna.
Bagaimana mungkin saudara berani menambahkan sesuatu yang telah sempurna yang Tuhan berikan pada kita? Bukankah hal ini sama saja dengan mengatakan bahwa apa yang telah Tuhan berikan itu menjadi tidak sempurna bagi kita?
Siapakah kita ini sehingga berani mengkoreksi hasil pekerjaan Tuhan bagi kita? Untuk memutihkan dan menghitamkan sehelai rambut kita saja kita tidak mampu... (bukan di cat lo bro....) bagaimana mungkin kita dapat melihat ketidak sempurnaan dari karya penyelamatan Tuhan atas kita....
Tuhan Yesus..... sudah pasti melakukan segala sesuatunya dengan sempurna..... itulah mengapa pada detik-detik kematianNya di kayu salib.... Dia mengatakan.....
Yohanes
19:30 Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: "Sudah selesai." Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya.
Apa pengertian kata-kata Yesus ini bagi saudara...? Apakah Yesus cuma mau mengatakan bahwa dia sudah selesai di siksa? Ataukah ingin mengatakan sudah selesai kehidupanNya di dunia ini saja? Ataukah mungkin.... sudah cukup tubuhNya menanggung sakit sehingga ingin segera mati saja...? mungkin yang terakhir ini lebih masuk akal yah? Karena setelah itu Yesus memang mati.
Saudara..... Yesus berseru demikian karena Dia telah menyelesaikan missi yang Bapa berikan padaNya.... yaitu telah menjadi penebus dosa kita semua...... missi ini telah digenapi.... bukan diganjili.... oleh Yesus...... jadi Tuhan Yesus telah menggenapi missiNya.... yaitu untuk menjadi juru selamat bagi kita semua.....
Dia telah rela menanggung semua siksa yang harus kita terima..... Dia yang tidak berdosa.... menjadi satu-satunya yang layak untuk menebus semua dosa kita..... kesempurnaan penebusan Yesus bagi kita..... sangat jauh dibandingkan dengan penebusan dosa melalui darah domba di imamat.... sebab ketidak sempurnaan penebusan melalui darah domba di imamat itulah yang membuat imam Harun dan segenap bangsa Israel dulu harus mengulanginya setiap tahun.
Ibrani
10:1. Di dalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang, dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri. Karena itu dengan korban yang sama, yang setiap tahun terus-menerus dipersembahkan, hukum Taurat tidak mungkin menyempurnakan mereka yang datang mengambil bagian di dalamnya.
10:2 Sebab jika hal itu mungkin, pasti orang tidak mempersembahkan korban lagi, sebab mereka yang melakukan ibadah itu tidak sadar lagi akan dosa setelah disucikan sekali untuk selama-lamanya.
10:10 Dan karena kehendak-Nya inilah kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh persembahan tubuh Yesus Kristus.
10:14 Sebab oleh satu korban saja Ia telah menyempurnakan untuk selama-lamanya mereka yang Ia kuduskan
Ibrani
9:26 Sebab jika demikian Ia harus berulang-ulang menderita sejak dunia ini dijadikan. Tetapi sekarang Ia hanya satu kali saja menyatakan diri-Nya, pada zaman akhir untuk menghapuskan dosa oleh korban-Nya.
9:27 Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi,
9:28 demikian pula Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang. Sesudah itu Ia akan menyatakan diri-Nya sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang menantikan Dia.
Alkitab mengatakan bahwa Yesus...... hanya satu kali saja mengorbankan diriNya untuk menanggung dosa banyak orang..... menanggung dosa banyak orang.... bukan satu orang atau beberapa orang..... tetapi banyak orang...... kita semua...... hanya satu kali saja dan tidak diulang-ulang tiap tahun... apalagi tiap minggu.... artinya apa ini saudara...? artinya korban ini sempurna.... satu kali untuk selamanya...... yah,..... kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya.... tidak di ulang-ulang lagi...... ingat! Di kuduskan artinya di sucikan... dari apa? Dari semua dosa kita...... kalau kita masih mengandung dosa walaupun satu titik kecil..... artinya kita tidak kudus...... tetapi Alkitab mengatakan kita telah di KUDUS kan.......