
Di Saudi Arabia, ada represi penuh terhadap apapun yang berhubungan dengan Kekristenan: seseorang tidak bisa membawa sebuah Alkitab di jalan, atau mengadakan pembelajaran Alkitab di rumah pribadi sendiri.
Bahkan di kedutaan Amerika, yang mengibarkan bendera Amerika, kebaktian gereja Kristiani dilarang. Secara resmi, jika seorang Muslim di Saudi Arabia, dan beberapa negara Muslim lainnya, pindah ke agama lain, maka hukumannya adalah mati (di beberapa tempat, hal ini dipraktekkan walaupun tidak resmi).
Hanya orang yang memeluk agama Islam yang bisa menjadi warga negara Saudi Arabia. Bahkan di negara-negara Arab yag tidak menerapkan hukum syariah, pengaruh tirani yang mengatasnamakan agama Islam menghalangi kebebasan berbicara, pers, agama, dan hati nurani. Di wilayah Palestina , orang-orang Arab Kristen, yang dulu memiliki kebebasan di bawah Israel, kini mengalami penganiayaan, pemenjaraan, dan kematian demi iman mereka. Namun demikian, dunia ataupun PBB kebanyakan diam saja melihat penganiayaan di balik tirani mengatasnamakan agama Islam.
Orang-orang Muslim dengan bebas membangun mesjid dan sembahyang di Barat, tetapi di negara-negara mereka sendiri, mereka tidak memberikan kebebasan yang sama kepada orang lain. Bukannya melaporkan realita seperti ini, media dunia menutup-nutupinya.
Sungguh memprihatinkan. Inikah realita akan kebebasan beragama ?
Sumber : Graphe Ministry
Dipublikasikan kembali di
Kebebasan Beragama di Arab Saudi