santapan Rohani itu masuk lewat :
1. MATA atau Penglihatan dengan membaca Firman Tuhan,
melihat keagungan ciptaan Tuhan, melihat teladan baik dari orang orang rohani.
MK: Membaca adalah membunyikan gambar2 atau huruf2
Bahasa isyarat atau tulisan Braile membunyikan makna
Bunyi2an dominan sbg santapan rohani, menurutku.
123: 2. TELINGA atau Pendengaran dengan mendengarkan Firman Tuhan,
Lagu lagu Pujian yang mengangkat pikiran, Nasehat dari orang orang rohani.
MK: Ya! Dgn mendengar kita bisa menggambar
Setiap apa yg kita dengar kerap ada gambarnya
Sebaliknya, setiap apa yg terlihat bagai terdengar
123: 3. HIDUNG atau Penciuman dengan mencium dan menghirup udara segar,
yang secara tidak langsung juga dapat memberi efek kesegaran Jiwa.
MK: Oksigen melalui hidung itu keniscayaan,
Tak ada alternatif utk pembakaran bahan menjadi energi
Organ pencerna baik makanan tubuh, jiwa pun roh perlu energi
123: Santapan Rohani yang masuk lewat MATA, TELINGA, HIDUNG tersebut akan di kelola oleh PIKIRAN atau OTAK PALING DEPAN (LOBUS FRONTALIS). apabila santapan rohani tersebut adalah murni maka santapan itu akan memberikan nutrisi rohani yang bergizi tinggi, dan cepat diproses atau di cerna sehingga memberikan kesehatan kepada Jiwa. namun apabila santapan rohani tersebut tidak murni, tidak murni maksudnya adalah bercampur dengan
bacaan bacaan yang tidak rohani, musik yang kasar, nasehat yang jahat, maka makanan rohani tersebut tidak akan dicerna secara optimal.
MK: Kucoba bedakan buku2 bacaan saja:
Ada tiga kelompok buku pembelajaran “tertiga”
Buku manual tubuh, manual jiwa, dan anual roh.
Tampaknya spt masing2, sesunggunya terintegrasi.
Saat kita kecil telah diajari macem-macem di sekolah. Pertama, belajar menghormati guru dgn “Selamat pagi!”, Ke dua, belajar mencintai teman dengan bermain bersama. Ke tiga, belajar menyanyi, mewarnai, tulis-baca, Lalu bertanya, mengarang hingga mencipta. Kita telah banyak membaca buku buah pikir seseorang. Kita telah banyak tanya pada ide pengalaman seseorang. Semua diserap dipilah demi keinginan kita menjadi seseorang.
Semua buku memiliki fokus. Fokus itu mengarah pd tiga hal, tubuh, jiwa dan roh.
Buku manual tubuh, itu semua yang berkaitan dgn pemeliharaan tubuh.
Mulai buku “Mari Memasak”, Buku Olahraga, hingga Kitab Kedokteran.
Buku manual jiwa, itu semua yang berkaitan dgn perkembangan jiwa.
Mulai dr buku “Mari Mewarnai Gambar”, Rekayasa, hingga Kitab Filsafat.
Buku manual roh, itu semua yang berkaitan dgn pertumbuhan rohani.
Mulai buku “Mari Menyanyi”, Membaca hingga Kitab Suci.
Semua buku itu penting dipelajari diserap dipilah secara cermat.
Mempelajarinya perlu berurut naik sesuai pertumbuhan diri,
Bukan berurut turun bagai keinginan DEWAsa yg dimulai dr Kitab Suci.
Menurutku,
Alumni yg belajar terbalik selalu melihat ke atas belakang. Selalu merindukan “Yesterday today”. Berhasrat meng-“cut and paste” dalil maya ke dunia nyata. Menjunjung tinggi tradisi. Allah bagai harus dibela mati-matian utk mewujudkannya. Rawe-rawe rantas malang-malang putung. Dia lebih banyak sinis dari pada senyum. Setahu dia pada senyum ada kelemahan.
Alumni yg belajar berurut naik selalu melihat ke depan atas. Selalu mampu menerawang “Tomorrow today”. Berharap Allah menjelaskan dan mencerdaskannya. Segala rintangan adalah ujian iman dan imajiner utk terus betumbuh. Menyadari kurangnya, sabar menanti berbagai kebenaran Illahi. Dia lebih banyak senyum dari pada tertawa. Setahu dia pada tertawa selalu ada pelecehan. Entahlah!
Ini hanya pandanganku yang liar koq. Bukan yang lurus-lurus merujuk bukti. Tapi ada aja org yg begitu takut pd Kitab: Takut salah letak, salah baca, salah guna, salah tafsir, dll.
Salam Pikir Tiga!
NB:
Takut akan Tuhan awal segala pengetahuan
Takut akan Kitab tak akan ada manfaat
Perhatikanlah.