u r l :
http://www.truth-media.com/bukan-sesuatu-yang-otomatisSalah satu konsep yang salah dalam pikiran orang percaya adalah bahwa keselamatan merupakan proses otomatis yang berlangsung dengan sendirinya atas hidup seseorang. Ini pandangan yang salah. Keselamatan memiliki proyeksi yang sangat berat yaitu dikembalikannya manusia kepada
rancangan semula. Rancangan semula Allah adalah menjadikan manusia segambar dengan diri-Nya, dimana manusia memiliki pikiran dan perasaan yang searah dengan Tuhan. Itulah sebabnya Firman Tuhan sangat tegas menyatakan agar orang percaya memiliki pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus. Untuk mewujudkan ini harus diperjuangkan mati-matian, yaitu mengerjakan keselamatan dengan takut
dan gentar; bukan otomatis (Flp. 2:12). Jika seseorang memperjuangkannya maka Allah yang mengerjakan di dalam dirinya baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya. Bagaimana Allah akan mengerjakannya kalau manusia tidak memiliki niat untuk diselamatkan. Kalau ada yang
berpendirian bahwa niat pun Tuhan yang mengerjakan maka kehidupan menjadi fatalistis, sebab Allah harus bertanggung jawab atas segala sesuatu. Tuhan tidak menghendaki seorang pun binasa tetapi bukan berarti
seseorang secara otomatis bisa selamat (2 Ptr. 3:9).Ada syarat yang harus dipenuhi yaitu hidup suci dan saleh sesuai kehendak-Nya (2 Ptr. 3:11). Dalam teks tersebut bahkan dikatakan bahwa orang percaya dapat
berperan dalam mempercepat kedatangan Tuhan. Kalau orang percaya bertumbuh dalam kesempurnaan seperti Kristus, menjadi corpus delicty maka sejarah iblis diakhiri (Why. 12:11; 6:11) Pernyataan ini luar
biasa, bahwa umat pilihan bisa berperan dalam mengakhiri sejarah dunia ini.
Keselamatan tidak mungkin berlangsung dengan sendirinya. Ada tangan kuat yang membentuk orang-orang yang mengasihi Tuhan dan yang memberi diri untuk digarap oleh Tuhan. Seseorang harus memiliki niat untuk masuk proses keselamatan dengan bersungguh-sungguh memberi diri dibentuk terus sampai menutup mata. Kenyataannya, banyak orang Kristen yang mengarahkan hidupnya hanya untuk pemenuhan kebutuhan jasmani. Mereka tidak sungguh-sungguh mau diselamatkan. Mereka mengusahakan dunia hari
ini menjadi firdaus sama seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah (Mat. 6:32-33). Untuk kesenangan dunia orang bisa bekerja keras tetapi untuk keselamatan abadinya tidak berbuat sesuatu yang berarti. Banyak orang mengakui bahwa kemalasan akan membuahkan kemiskinan. Itulah sebabnya banyak orang rajin studi, berkarir, bisnis dan lain sebagainya. Tetapi untuk kehidupan kekalnya mereka tidak memberi perhatian yang serius. Mereka berpikir bahwa keselamatan kekal bisa berlangsung secara
otomatis.
Keselamatan bukanlah kejadian otomatis yang berlangsung dengan sendirinya dalam kehidupan seseorang.