------------------------------------------------------------
Penyesatan yang sudah berlangsung lama—walaupun ini tidak bisa dikatakan penyesatan yang major—tetap merupakan penyimpangan. Orang digiring menjadi Kristen oleh karena pemenuhan kebutuhan jasmani, dan ini membuat banyak orang Kristen menjadi bodoh. Orientasi berpikirnya hanya mukjizat, kuasa Allah yang dialami dan seakan-akan kalau mengalaminya dia menjadi orang yang dikasihi Tuhan, diistimewakan Tuhan. Orang Kristen seperti itu adalah Kristen kanak-kanak, sebagaimana anak kecil juga begitu terhadap orangtuanya. Sebagai orang Kristen yang dewasa, kita harus sudah berhenti dari orientasi tersebut. Orientasi kita sudah pada pendewasaan rohani; yaitu mengenal apa yang Bapa ingini, apa yang Bapa kehendaki untuk dilakukan. Ketika anak-anak masih kecil, maunya adalah orangtua memberi kesenangan, kepuasan bagi dirinya. Kadang-kadang orangtua merasa seperti berutang sesuatu kepada anak. Padahal, mestinya tidak demikian. Kalau seorang anak sudah menjadi dewasa, dia tidak menuntut lagi. Justru sebaliknya, dia memberi diri dituntut oleh orangtuanya; memberi diri untuk memenuhi kebutuhan orangtua, memberi diri untuk melindungi orangtua.
Demikian pula kita sebagai anak-anak Allah. Ketika kita mulai akil baligh dan dewasa, maka yang kita persoalkan adalah bagaimana kita bisa berbuat sesuatu bagi Tuhan. Dan itu adalah aspek kesucian. Kesucian bukan hanya tidak berbuat dosa atau tidak melanggar hukum. Kesucian berarti mengerti kehendak, keinginan, dan selera-Nya, dan hidup di dalam kehendak, keinginan, dan selera Allah. Untuk itu, memang dibutuhkan perjuangan hebat.