@qingoe1
Ya makanya jawaban saya tadi kan secara umum, bukan mutlak. Saya juga bilang kalau ditanya penting atau nggak, dan hanya boleh jawab ya atau tidak, maka saya bilang ya, penting.
Saya setuju bahwa rasul-rasul tidak berdenominasi. Kenapa? Karena mereka adalah rasul. Menerima pengajaran langsung oleh Kristus, dilantik langsung oleh Kristus, dan diutus langsung oleh Kristus. Mereka adalah saksi langsung kehidupan dan pelayanan Kristus. Jelas ini lebih hebat dari pendeta manapun, sekolah teologia manapun di jaman ini. Jadi saya yakin seyakin-yakinnya bahwa ajaran mereka benar. Dimanapun mereka tersebar, ajaran mereka adalah satu, sama, dan tanpa perbedaan sama sekali. Itulah kenapa rasul-rasul tidak berdenominasi.
I Kor 3:4 - Karena jika yang seorang berkata: "Aku dari golongan Paulus," dan yang lain berkata: "Aku dari golongan Apolos," bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi yang bukan rohani?
Ya kalimat di atas diucapkan Paulus seakan-akan untuk menentang denominasi. Namun seperti yang saya jelaskan sebelumnya, ajaran2 dari para rasul tidak ada satupun yang meleset, sehingga ajaran manapun dari para guru yang diakui para rasul waktu itu, pastilah benar2 injil yang sejati. Tapi kenyataannya, jemaat di Korintus tetap terpecah belah mengatasnamakan kebenaran satu dengan yang lain. Ini membuktikan bahwa golongan-golongan yang ada pada mereka bukanlah golongan-golongan berdasarkan ajaran, namun hanya golongan-golongan berdasarkan keegoisan satu dengan yang lain untuk menjadi terkemuka dalam jemaat tersebut. Hal ini (golonga karena keegoisan) memang tidak aneh dalam jemaat kota Korintus jika kita mempelajari sejarah dan latar belakang kota Korintus dan jemaatnya.
Lalu apakah denominasi tidak Alkitabiah? Mohon dijelaskan makna Alkitabiah menurut anda. Apakah harus ada kata yang sama persis sehingga menjelaskan Alkitabiah itu?
Jika kita telusuri kemungkinan munculnya golongan-golongan (cikal bakal denominasi) bisa jadi sudah sejak abad ke-2. Kenapa? Karena rasul-rasul dan para saksi hidup pelayanan Kristus sudah tidak ada, sehingga yang ada pada mereka hanyalah catatan-catatan tentang kisah pelayanan juga pengajaran mereka. Tidak ada lagi tokoh2 yang bersifat inerrant (tidak salah), yang ada hanyalah tulisan tangan mereka (yang nantinya dikanonkan menjadi Alkitab). Dari sini mulailah muncul yang namanya tafsiran. Cara pandang terhadap tulisan / pengajaran orang yang sudah tidak ada lagi di dunia sudah tentu akan menghasilkan beragam tafsiran. Inilah yang menyebabkan timbulnya denominasi dalam Kristen. Apalagi saat ini semakin jauh dari waktu Yesus dan rasul-rasul, semakin banyak pula denominasi yang ada.
Lalu apa sebetulnya maksud I Kor 3:4? Saya akui memang ajaran / tafsiran / sudut pandang terhadap Firman bukan satu-satunya penyebab munculnya golongan dan denominasi gereja. Namun seperti yang dikatakan Paulus, ada juga hal-hal yang bersifat duniawi, politis, kedagingan, dsb. Sebagai contoh, golongan-golongan Kristen yang terjadi karena perebutan kekuasaan di Eropa jaman dulu, peperangan, politik pelebaran wilayah jajahan, dll. Inilah yang dimaksud oleh Paulus dengan golongan yang bersifat duniawi. Selain itu, contoh2 kecil adalah gereja-gereja penganut teologia kemakmuran yang dalam inisialisasi gereja baru hanya seperti membangun franchise semata2 untuk memperoleh keuntungan.
Kemudian seberapa jauh denominasi (yang bersifat ajaran, bukannya duniawi) penting?
Salah satu ayat yang bisa saya kutip adalah sebagai berikut:
I Tim 6:3-5 - Jika seorang mengajarkan ajaran lain dan tidak menurut perkataan sehat--yakni perkataan Tuhan kita Yesus Kristus--dan tidak menurut ajaran yang sesuai dengan ibadah kita, ia adalah seorang yang berlagak tahu padahal tidak tahu apa-apa. Penyakitnya ialah mencari-cari soal dan bersilat kata, yang menyebabkan dengki, cidera, fitnah, curiga, percekcokan antara orang-orang yang tidak lagi berpikiran sehat dan yang kehilangan kebenaran, yang mengira ibadah itu adalah suatu sumber keuntungan.
Memang ada yang membentuk suatu denominasi gereja berdasarkan ajaran, namun ajaran yang mereka ajarkan bukanlah ajaran sesuai dengan ajaran Paulus ataupun Timotius (kata ganti kita). Inilah contoh denominasi lain, yang tidak sesuai dengan ajaran Kitab Suci.
Pada dasarnya saya tidak menganggap hanya 1 denominasi yang dapat masuk surga, namun selama denominasi tersebut memberitakan ajaran yang sehat sesuai dengan kehendak Allah, denominasi manapun bakal masuk surga.
Tapi jika denominasinya sesat dan ngawur, contohnya adalah denominasi yang tidak menganggap Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat (berdasarkan pendirian saya secara subjektif), inilah yang tidak sesuai "ibadah kita".