maksud anda Darah Kristus belum cukup berkuasa memurnikan dosa ?
Salam
Tentu saja, Darah Yesus itulah yang menyelamatkan kita. Gereja Katolik juga mengajarkan demikian. 1 Yoh 1:7 mengatakan,
Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa.Ajaran tentang Api Penyucian bukannya bertujuan untuk mengatakan bahwa Darah Yesus kurang berkuasa untuk menyucikan kita.
Sebab jiwa- jiwa yang ada di dalam Api Penyucian itu adalah jiwa- jiwa yang nantinya juga pasti masuk Surga, oleh kuasa penebusan Darah Kristus. Adanya Api Penyucian ini yang merupakan kondisi pemurnian jiwa- jiwa, adalah demi sifat keadilan Tuhan sendiri, yang tidak mungkin menerima jiwa yang belum sepenuhnya kudus dan sempurna untuk bersatu dengan-Nya di surga. Baca ulang :
http://forumkristen.com/index.php?topic=50235.msg924363#msg924363“Belas kasih-Ku tak menghendaki ini, tetapi keadilan menuntutnya.”
Sebab tak ada sesuatu yang najis dapat masuk dalam kerajaan surga (Why 21: 27); dan juga, sebab tanpa kekudusan tak ada seorangpun dapat melihat Allah (Ibr 12:14). Padahal kita ketahui manusia pada umumnya meninggal dalam keadaan belum sepenuhnya kudus, walaupun sudah mengimani Kristus.
Justru pemahaman yang keliru adalah
Konsep keselamatan menurut Luther adalah meskipun kita berdosa berat, kita tetap “diselimuti oleh jubah keselamatan Kristus”, sehingga dibenarkan Tuhan. Jadi dalam hal ini pengertian
“Sola Fide/ Faith alone” menurut Luther adalah benar-benar iman saja, tidak termasuk perbuatan baik, atau perbuatan baik tidak dianggap sebagai kesatuan dengan iman. Maka “Justification” menurut Luther adalah kita dibenarkan karena kita diselubungi Kristus, sehingga Allah tidak melihat dosa kita, tetapi melihat Kristus yang menyelubungi kita. Jadi di sini tidak ada perubahan kondisi sebelum atau sesudah dibenarkan oleh Tuhan: kita tetap berdosa. Biarpun berdosa, tetapi dibenarkan. Sekali dibenarkan, tetap dibenarkan, dan diselamatkan, atau
“once saved, always saved”. Meskipun sehabis menerima Kristus sebagai Juru Selamat, kita jatuh di dalam dosa, maka kita tak perlu kuatir dan bertobat, sebab kita pasti tetap diselamatkan oleh Tuhan.Dalam suratnya kepada Melancthon tanggal August 1, 1521, (translated by Erika Bullmann Flores for Project Wittenberg); online at
http://www.iclnet.org/pub/resources/text/wittenberg/luther/letsinsbe.txt , lihat nomor 13, Luther mengatakan, “…Be a sinner, and let your sins be strong, but let your trust in Christ be stronger….
No sin can separate us from Him, even if we were to kill or commit adultery thousands of times each day…”Pernyataan ini berbeda dengan ajaran Gereja Katolik yang mensyaratkan iman dan pertobatan, hidup dalam Kristus, dan melaksanakan kasih, baru manusia dapat diselamatkan.
Kita dibenarkan, karena rahmat Tuhan sungguh- sungguh mengubah kita menjadi kudus. Efek inilah yang sesungguhnya kita peroleh setelah Pembaptisan kita. Kita bukan hanya diselubungi, tetapi sungguh-sungguh diubah menjadi kudus oleh Tuhan sendiri, dan selanjutnya sesudah pembaptisan,
kita harus terus berjuang untuk hidup kudus, memenuhi hukum kasih, agar kita dapat diselamatkan. Maka konsekuaensinya, jika setelah dibaptis kita kembali hidup dalam dosa, maka kita tidak dapat diselamatkan.Dengan demikian, maka, Gereja Katolik tidak mengajarkan bahwa kita boleh berdosa terus. Sebab dosa bertentangan dengan hukum kasih dan dosa-lah yang memisahkan kita dari Allah.
lanjut bawah....