Kalau ada orang yang bangga karena bajunya yang baru, Anda tidak perlu iri sebab hatinya masih lama dan masih dipenuhi dengan dosa. Kedua, karena patokan atau standar baru. “Dan semua orang, yang memberi dirinya dipimpin oleh patokan ini, turunlah kiranya damai sejahtera dan rahmat atas mereka dan atas Israel milik Allah” (ayat 16). Patokan apa yang dimaksud? Patokan ini adalah standar keselamatan yang ditetapkan melalui iman kepada Anak Allah yang telah disalibkan, sehingga keselamatan tidak lagi merupakan usaha manusia tetapi kasih karunia Allah.
Kita seharusnya bangga dengan fakta yang menyatakan kita menerima keselamatan bukan karena usaha atau kekuatan kita, tetapi karena belas kasihan Allah. Dan kita bangga punya Allah yang tidak tanggung-tanggung dalam mengasihi manusia. Ketiga, karena komitmen baru. “Selanjutnya janganlah ada orang yang menyusahkan aku, karena pada tubuhku ada tanda-tanda milik Yesus” (ayat 17). Kelompok yang suka menonjolkan diri biasanya paling takut menghadapi penganiayaan. Itu yang terjadi dengan kelompok yang memaksa orang Kristen non-Yahudi menyunatkan dirinya pada zaman Paulus. Tetapi Paulus tidak perlu terlalu banyak bicara untuk membuktikan bahwa dia mempunyai komitmen baru untuk menjadi pengikut Yesus. Dan komitmen ini bukan sekedar basa-basi di hadapan Allah. Kalau Anda menyanyikan pujian “… aku rela menderita bagi Yesus….,” tapi Anda takut melakukannya, Anda melakukan basa-basi yang sungguh-sungguh basi! Komitmen dibuktikan melalui tindakan, bukan bibir belaka! Dan komitmen ini merupakan kebanggaan bagi kita, amin? Paulus bangga menderita, begitu juga dengan Paulus, Barnabas, dan rasul-rasul lainnya, lalu bagaimana dengan Anda?
Renungan: Kalau Anda bermegah selain di dalam Kristus dan di luar kemegahan di atas, awas, jangan-jangan Anda terjebak dalam kesombongan. Kebanggaan orang kaya ada pada hartanya; kebanggaan orang pintar ada pada hikmatnya; kebanggaan orang benar ada pada Allahnya.