Lho kan sudah gue kasih contohnya, bray.
hystereō [G-5302] oinos (wine) VS ou [G-3756] oines (wine)
Contohmu belum bisa mencerahkanku, bray!Lah kan elo sendiri yang sebelumnya ngomong, "dia".
Elo kok gak konsisten bingits sih, bray.
Ya! Nanti kita balik lagi ke “dia”
Latar utamanya perlu tau juga, ya, kan?
Mereka dan dia Yahudi, ya, manusia juga, dan
Semua kita pun punya budaya atau tradisi leluhurKan udah jelas di ayatnya tertulis "mereka" bukan "dia".
Ya, laporannya “mereka kehabisan anggur”,
Tapi mudah dimengerti, “dia yg gigih mencari anggur”
Tentu bisa direka, dicari tahu, “ada apa”-nya dgn "dia"Sekarang elo "mark up" lagi menjadi "adat/tradisi".
Jadi faktanya elo sendiri yang udah "mark up" dua kali.
Hehe! Yg kita diskusikan bukan ilmu pasti salah/benar
“Mereka” itu Yahudi yg sangt taat pd tradisinya, “dia” juga
Tradisi anggur itu yg sebenarnya yg memaksa “mereka” dan “dia”
Jadi, ku mark-up atau ku mark-down adalah utk nyampe ke “mark”-FT ke kitaCoba kalo mau reply, ditengok lagi komen-komen sebelumnya, bray.
Ok, bray!
Kadang kita hrs muter2 utk mendekati center
Kita tidak bisa dgn sekali kata langsung nyampe
Kita bebas saling koreksi pikiran atau tafsiran dlm menumbuhkan iman
Kurasa penerjemahan Alkitab pun muter2 dulu utk men-dekat2-i “mark” ituYa tapi jangan sampai elo jadi "put your words on God's mouth", bray.
Ya, tak lah, bray! Sing penting pikiran-Nya yg kita coba2 pikirkan
Lalu kita coba pertukarkan dgn pikiran kita2 dalam diskusi ini
Yg jelas tak seorang pun dpt dikatakan “menguasai” FTLho, kan gue udah jelasin kalo sebutan "GUNAI" atau "GUNE"
bukanlah sebutan tidak hormat atau tidak sopan atau KETUS di kalangan Yahudi.
Jadi elo harusnya sadar dan terima itu, karena elo sendiri bukan orang Yahudi.
So jangan nge-judge (tafsir) pake standar budaya Indonesia lah.
Ya! “Ibu” adalah sebutan utk semua wanita yg lebih tua/dituakan
Utk pemula boleh2 saja, bray! Spt halnya mula2 terjemahan lama sbb:
"Hai perempuan, apakah yg kena-mengena di antara Aku dgn engkau?
Lalu “hai perempuan” berubah menjadi “ibu” . Entah nanti bisa berubah lagi:
Kali kata “ibu” dlm Mat.12:46-50 berubah menjadi “mama” , (“METER”)
Ribet memang utk meng-indonesiakan bah.asli-nya di dlm adat Yahudi-nya
Sebab Yesus taat pd semua hukum pun hk.adat, walau dpt mengabaikannya...
NB:
Mengapa “ibu”, jika kata “perempuan” lebih pas
Sebutan itu bukan tidak menghormati Maria
Justru sbg dewa_sa melenyapkan praduga
Sebab:
Jika anak memanggil seseorang dgn sebutan “ibu”
Bapak anak itu pun akan memangginya dgn “ibu”
Lajim yg dewa-sa menyebut “ibu” kpd istrinya
Yesus menyebutnbya “woman” kpd Maria,
Itu adalah deklarasi yg tegas dan pas, menurutku.
Artinya:
Jika GUNE pd Yoh.2:4 jadi “ibu” (diindonesiakan)
Maka METER pd Mat.12:46-50 bagusnya “mama”
Atau METER tetep “ibu”, GUNE menjadi “nyonya”,
Atau balik lagi ke semula, GUNE = “Hai perempuan”
Gimana, bray, menegaskan beda GUNE sama METERDan perhatikan ada
tanda tanya (?) dalam ayat tersebut bukan
tanda seru (!).
Ya! Bentuk kalimat dan tanda baca itu juga sangat penting!
Yesus bertanya (ay.4), kpd Maria yg memberitakan (ay.3) anggur
Kata2 dlm beritanya mudah ditafsirkan sbg minta perhatian kpd anaknya
Tapi kata2 dlm pertanyaan-Nya adalah yg membingungkan Maria
Mungkin itu sebab Maria beralih kpd para pelayan (ay.5)
Mengapa hanya "dia" yg gigih dr pd "mereka"?
Kutafsir sebab "dia" bukan undangan biasa
Melainkan sbg "org" yg turut mengundang
(bersambung)