Kemudian, dalam penjara yang mengerikan itu, dengan makan dan minum api dan kegelapan, dengan mendapati kebencian dan siksa aniaya di mana-mana dan di setiap saat dalam kekekalan, dia mengangkat matanya ke surga. Dia mengangkat matanya ke surga yang dilihatnya dalam terang yang cemerlang, dalam sepersekian detik, dan keindahan surga yang tak terlukiskan tetap tinggal dalam benaknya dan menyiksanya di tengah aniaya yang keji. Dan dia melihat Abraham di atas sana. Jauh, namun cemerlang, bahagia… dan dalam pangkuannya, cemerlang dan bahagia ada juga Lazarus, si Lazarus melarat, yang dulu sengsara, yang dipandang sebelah mata, yang menjijikkan… dan sekarang? Dia amat tampan dalam terang Allah dan kekudusannya, dilimpahi kasih Allah, dikagumi bukan saja oleh manusia melainkan juga oleh para malaikat Allah.
Si Kaya-raya menangis dan berseru: 'Bapa Abraham, kasihanilah aku! Utuslah Lazarus, sebab aku tidak mungkin dapat berharap bahwa engkau sendiri yang akan melakukannya, utuslah Lazarus untuk mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyentuh lidahku dengannya, untuk menyejukkannya, sebab aku dalam penderitaan yang hebat dalam api-api ini yang menembusiku terus-menerus dan membakarku!'
Abraham menjawab: 'Ingatlah, nak, bahwa dulu kau mendapatkan segala yang baik sepanjang hidupmu, sementara Lazarus mendapatkan segala yang buruk. Tapi dia mengubah yang buruk menjadi yang baik, sementara kau tidak melakukan apapun selain yang buruk dari segala yang baik. Oleh karenanya, adalah adil bahwa sekarang dia sepatutnya disenangkan di sini dan bahwa kau sepatutnya menderita. Bagaimanapun adalah tidak mungkin melakukannya. Orang-orang kudus tersebar di seluruh dunia supaya manusia dapat memperoleh manfaat dari mereka. Tetapi apabila, kendati segala kesempatan, orang tetap sebagaimana adanya - dalam perkaramu: iblis - maka adalah sia-sia untuk memohon pertolongan kepada para kudus. Kita sekarang terpisahkan. Tanam-tanaman obat bercampur ketika mereka masih di ladang. Tetapi apabila tanam-tanaman itu sudah dipotong, yang baik akan dipisahkan dari yang buruk. Itulah apa yang terjadi padamu dan pada kami. Kita bersama-sama di dunia dan kau menolak dan menyiksa kami dengan segala cara yang mungkin, kau melupakan kami, bertindak melawan hukum cinta kasih. Kita sekarang terpisah. Ada suatu jurang yang paling dalam antara kau dan kami, dan mereka yang ingin menyeberanginya dan datang kepadamu, tidak dapat melakukannya, pula kau tidak dapat, dari tempatmu berada, menyeberangi jurang yang paling dalam dan mengerikan itu dan datang kepada kami.'
Si Kaya-raya menangis dengan terlebih keras dan berteriak: 'Bapa yang kudus, setidaknya sudi utuslah Lazarus ke rumah bapaku. Aku punya lima orang saudara. Aku tidak pernah mengerti apa itu kasih, bahkan tidak di antara sanak keluarga. Tapi sekarang aku mengerti betapa sangat mengerikannya tidak dikasihi. Dan sebab di mana aku sekarang berada adalah kebencian, dalam sepersekian detik, ketika jiwaku melihat Allah, aku mengerti apa itu Kasih. Aku tidak ingin saudara-saudaraku menderita sengsara seperti yang aku derita. Aku ngeri sebab mereka menempuh jalan hidup yang sama seperti aku. Oh! utuslah Lazarus untuk mengatakan kepada mereka di mana aku berada sekarang, dan mengapa aku berada di sini, dan biarkan mereka tahu bahwa neraka sungguh ada, dan sangat mengerikan, dan bahwa mereka yang tidak mengasihi Allah dan sesamanya akan masuk ke neraka. Utuslah dia! Supaya mereka dapat bersiap sementara ada waktu, dan nantinya tidak akan masuk ke sini, ke tempat siksa aniaya kekal ini.'
Tetapi Abraham menjawab: 'Ada pada saudara-saudaramu Musa dan para Nabi. Saudara-saudaramu sepatutnya mendengarkan mereka.'
Dan dengan suatu erangan hebat dari suatu jiwa yang tersiksa si Kaya-raya menjawab: 'Oh! Bapa Abraham! Mereka akan dapat lebih diyakinkan oleh seorang yang sudah mati… Dengarkanlah aku! Kasihanilah aku!'
Tetapi Abraham berkata: 'Jika mereka tidak mendengarkan Musa dan para Nabi, mereka tidak akan percaya juga pada dia yang telah bangkit dari antara orang mati untuk selama satu jam berbicara tentang sabda Kebenaran kepada mereka. Bagaimanapun, adalah tidak adil bahwa suatu jiwa yang diberkati harus meninggalkan pangkuanku untuk pergi dan dihinakan oleh anak-anak si Musuh. Masa penghinaan sudah usai bagi jiwa-jiwa yang demikian. Sekarang mereka ada dalam damai atas perintah Allah Yang melihat bahwa adalah sia-sia untuk berupaya mempertobatkan mereka yang bahkan tidak percaya akan sabda Allah dan tidak mempraktekkannya.'
Demikianlah perumpamaan dan artinya sudah sangat jelas hingga tidak ada penjelasan yang diperlukan.