Bro Henhen, menurut saya, bro dan saya adalah mahkluk yang hidup di dimensi yang terbatas (3 dimensi atau apalah mau disebut terserah). Pemahaman kita akan Allah sangat-sangat terbatas sekali. Tetapi yang saya yakin bahwa Allah itu bukan hanya berada multi-dimensi, tetapi tidak terbatas dimensinya. Dia tidak terbatas oleh waktu, ruang, tempat.
Kalau seperti yang bro katakan, DIA TAHU PASTI, yang Dia tahu pastilah. Dia tidak ada dalam dimensi waktu yang dapat dipengaruhi oleh keputusan-keputusan kita. Ketika Dia memberikan "trailer" kehidupan akan datang dalam kitab Wahyu, "trailer" itu sudah pasti akan terjadi, bukan baru akan dibuat "nantinya" dan demikian mungkin akan berubah sesuai dengan kehendak bebas manusia. Kenapa? Karena Tuhan sudah ada di masa depan kita, sehingga Dia tahu.
Ngomong gampangnya Dr. Strange dalam the Avengers 3 tahu belasan juta kemungkinan melawan Thanos, dan hanya ada satu solusi, karena dia sudah ada di masa akan datang). Allah sudah tahu, apapun keputusan yang kita ambil, kita pasti membutuh Yesus Kristus untuk korban penebusan kita. Makanya korban penebusan Kristus itu mutlak. Tidak ada cara lain.
Penjelasan Bro HenHen mengenai anak, itu penjelasan manusiawi, tetapi bukan ilahi. Kalau bro Henhen adalah Allah, bro tahu pasti Dia akan jatuh dan dia akan benar-benar jatuh. Tidak kemungkinan dia tidak jatuh walaupun bro pengen banget dia tidak jatuh.
Allah tahu manusia akan jatuh karena Dia Maha Tahu. Tetapi dalam kemahatahuanNya, Dia tetap ingin agar semua orang diselamatkan (1Tim.2:3-4), walaupun tidak semua akan diselamatkan.
Menanggapi pernyataan broHenHen, justru memikirkan Allah secara logika, berarti menempatkan Dia dalam ruang dimensi kita, dan hal ini tidak mungkin. Saya pengen jawab lebih lanjut, tapi nanti ya di penjelasan terpisah.
Terima kasih sudah bertukar pikiran.
Salam,
maha tahuan Allah itu bukan seperti Dia tahu pasti manusia berdosa, lalu Dia ciptakan manusia, lalu Dia tunggu berdosa broh
saya ambil contoh dari pengalaman saya sendiri
suatu saat anak saya yang umur 5 tahun, merengek minta dilepasin roda 4 dari sepedanya, dia mau pake roda 2 saja
saya bilang sama dia, kamu blom bisa, karena saya lihat dia pake roda 4 aja masih goyang2
dia merengek terus
meskipun SAYA TAHU PASTI dia akan jatuh, tapi sebagai bapak, saya ingin lihat dia berhasil jg
pada akhirnya saya turuti keinginan dia dengan harapan tipis dia akan bisa, tapi tetap SAYA TAHU PASTI dia akan jatuh karena dia kelihatan banget lom bisa
roda dilepas, dia jatuh, dan menangis, begitulah
saya pikir perasaan ini sama dengan waktu Allah menciptakan manusia
walaupaun Dia TAHU PASTI manusia jatuh, tapi Dia ingin melihat manusia berhasil, memilih DIa, lewat kehendak bebas yang Dia berikan
kadang2 kita bilang emosi itu mengalahkan logika kan?
nah Allah kita itu jangan dipikirnya logika 100% broh
Dia Allah yang punya perasaan, punya emosi
makanya terkadang dalam kemarahanNya Dia seakan membiarkan manusia mati dalam dosa
seakan ya