Begini Oda.. ilustrasi saya tsb dalam diskusi Kita tentang iman (oot dikit), seperti yg Oda pahami.. ada yg mendengar lagu tersebut, dan berkata nyanyinya bagus, ada yg berkata .. tahu siapa yg nyanyi dan ada juga orang, walaupun mendengar lagu tsb dan mungkin juga tahu siapa yg nyanyi atau mungkin tidak tahu siapa yg nyanyi..
Yg saya bold, di pov versi rada njlimet, 888

.
Terkait ilustrasi 888, saya kondisikan rekaman-nya disebuah kaset dimana di kaset tsb dikasih label : "dinyanyikan oleh A".
setelah beberapa orang bersama sama telah mendengarkan lagu di kaset tsb....
Q :
eh... kamu tau nggak yang nyanyi itu siapa ?
bu dedeh: (nggak pernah ngliat tulisan label dikaset)
gak tau.
cuplis:
tau, kan di label kasetnya terbaca bahwa yang nyanyi itu si A
unyil:
tau, selain yg cuplis bilang - kan itu si A yang saya liat nyanyi di TV
meylan:
tau, gue nemenin si A rekaman.
ogah:
gak tau, yang gue baca di label kaset, "KATA"nya sih yang nyanyi itu bernama A
maka semua “kondisi” orang tsb, didasarkan pada keputusan akal masing2 orang yg mendengarkan.
Kondisi itu berbeda-beda, 888. Yang saya ajukan diatas ada 4 kondisi.
Perihal "percaya" bhw [
swara di kaset itu dinyanyikan oleh si A] impossible eksis pada meylan kan, 888.
Terkait respond si ogah, pada asumsi si ogah percaya bhw ijo ---> ini bukan keputusan akal.
Jelas2 si ogah bilang gak tau siapa si A dan dia juga gak tau apakah informasi di label kaset tsb bener ato kagak, yet si ogah percaya ijo.
888 lagi di Mall, ketemu orang asing yg sama sekali belon pernah 888 jumpa apalagi kenal.
1. asing :
selamat siang pak, kami dari PT. Angin Ribut mengucapkan selamat karena bapak mendapat hadiah uang 1M. Oleh karena itu kami minta bapak segera transfer uang pajaknya terlebih dahulu, agar uang-nya bisa segera bapak terima.
2. 888: (alternatif-1)
Oh iya... saya waktu itu ada mengikuti undian dari PT. Angin Ribut. Jadi saya dapet undiannya ya ?
3. asing :
betul pak. Oleh karena itu mari kita sama sama ke ATM untuk bapak transfer uang pajaknya terlebih dahulu.
4. 888:
baiklah. Mari kita ke ATM.
(selanjutnya 888 mentransfer sejumlah uang ke sebuah rekening).
analisa oda:
percaya-nya 888 disitu ---> IYA BETUL, keputusan akal.
2. 888 : (alternatif-2)
maaf, saya tidak percaya yang bapak KATAkan, karena saya tidak pernah mengikuti sebuah undian dari PT apapun.
analisa oda:
TIDAKpercaya-nya 888 disitu ---> IYA BETUL, keputusan akal.
2. 888: (alternatif-3)
oh ya ? perasaan saya nggak pernah ada ikut undian dari PT apapun deh. Kok bisa dapet 1M ?
3. asing:
Iya pak... undian ini kami adakan secara acak, dan ternyata bapaklah yang berhak mendapatkan 1M setelah bapak transfer uang pajaknya terlebih dahulu di ATM.
4. 888:
baiklah. Mari kita ke ATM.
(selanjutnya 888 mentransfer sejumlah uang ke sebuah rekening).
analisa oda:
percaya-nya 888 disitu ---> BUKAN keputusan akal.
Oda, semua tindakan manusia yg dilakukan dalam hidupnya itu, didasarkan pada “keputusan akal manusia itu sendiri”.
Berdasarkan contoh alternatif-3, maka [TIDAK semua tindakan didasarkan keputusan akal], 888.
oda:
[percaya] possible tidak melibatkan perihal [akal] karena semua manusia diberikan "tool" shg bisa mempercayai sesuatu.
Pak Raden TIDAKpercaya X, but this same person percaya Y.Hanya apabila 888 sependapat bhw didalam realita - biru itu ada, maka nggak bisa ada itu dikatakan :
Pak Raden tidak mempunyai "tool" dikarenakan dia tidak mengambil keputusan akal utk percaya X 