Hidup kekristenan harus sama dgn hidup secara rohani. selama kita hidup masih terikat dengan jasmani namun jasmani yan fana ini tidak kekal, dan nanti dikekalkan oleh pengorbanan TY sbg korban domba yg tak bercacat. Kalo dosa warisan ini disebabkan oleh hanya 1 orang(Adam) Tuhan juga suka2 Dia mereka-reka penghapusan dosa dilakukan oleh satu orang juga yaitu TY.
Lantas tentang anak haram ataupun semua brg yg haram, Paulus berkata sejarah nenek moyang yg terdahulu dituliskan sebagai bahan pelajaran kita jama sekarang.
Banyak simbol2 haram/kafir yg lain misal, Babel, Mesir, Filistin, dan yang lainnya … Namun jaman sekarang tidak relevan lagi tentu saja tidaklah haram kita orang kristen kawin dengan org2 dari daerah2 tersebut. Karena bukan jasmani lagi yg menjadi tujuan Tuhan dalam wasiat baru … bahkan TY berfirman yg haram bukan yang masuk ke perut melainkan setiap perkataan dosa yg keluar dari mulut …
Yesus diturunkan dari secara manusia melalui “perkawinan haram”. Dalam janji pada Abraham Tuhan akan menurunkan Mesias melalui Yehuda dan keturunan2nanya sebagai janji rohani… Mat1:5 Salmon memperanakkan Boas dari Rahab, Boas memperanakkan Obed dari Rut, Obed memperanakkan Isai (rahab dan ruth adlah notabene berasal dari bangsa kafir), kita tahu selanjutnya Isai memperanakkan Daud dan Yesuspun dari keturunan Daud (Anak Daud).
Namun uniknya ini perkecualian, karena Yesus tidak boleh berdosa (domba tak bercacat) maka kehamilan Maria bukan hasil persetubuhan den suaminya Yusuf melainkan dari Roh Kudus.
Tapi paling tidak menurut anggapan manusia dia adalah keturunan tukang kayu (Yusuf).
Bangsa Yahudi bahkan meragukanNYa lebih lagi menolakNya mentah2. kadang sehat sih buat kita kalo diragukan orang karena pada akhirnya kita bisa menunjukkan suatu hal yang dapat diandalkan spt Yesus.
Jadi pengertian haram (taurat) tesebut sudah otomatis gak relevan lagi setelah penggenapan Taurat melalui kematian Domba Tak Bercacat.
Karenanya kita harus hidup dalam roh yg terus bersedia diperbaharui.