Maap saya masih tidak/belon mengerti pada kalimat bold, hen.
Mari kita tinjau dari kacamata gereja, pihak yang membaptis.
Sso itu sudah sah sebagai orang yg beragama Kristen itu diliatnya begimana ?
a. sso yg belon dibaptis tidak bisa dibilang sbg orang beragama Kristen yg sudah sah
b. sso yg walopun belon/tidak dibaptis bisa dibilang sbg orang beragama Kristen yg sudah sah
apakah baptisan menyelamatkan? ngga
Pertanyaannya : apakah yg dibaptis itu sudah diselamatkan ?
X. Kalo jawabnya : ya … sudah diselamatkan
Dengan demikian, baptisan itu BUKAN perihal keselamatan - melainkan perihal ketaatan sbg orang yg telah diselamatkan. Selanjutnya pertanyaan yg spt ungu itu gak bisa diajukan.
Y. Kalo jawabnya : tidak … belon diselamatkan
Dengan demikian, baptisan itu adalah salah satu syarat yg mesti ditaati oleh orang yg belon diselamatkan. Selanjutnya pertanyaan yg spt ungu bisa diajukan.
ada orang yang percaya Yesus ngga punya kesempatan dibaptis pun tetap selamat, Yesus sendiri yang jamin
Hanya saja orang ini belon secara sah beragama Kristen (karena belon dibaptis) ?
ataukah orang ini sudah sah beragama Kristen (walopun belon dibaptis) ?
saya dibaptis karena itu adalah perintah Yesus, so buat saya itu bukan simbolisasi, itu bentuk suatu bentuk ketaatan
Dengan demikian sikonnya point-X. Please CMIIW.
Kembali lagi secara dari kcmt gereja sbg pihak yg membaptis, ini begimana ya ?
Yang A ? atokah yg B ?
contoh-1
Ananias (sbg pihak yg membaptis) bilang ke Saulus :
Dan sekarang, mengapa engkau masih ragu-ragu? Bangunlah, berilah dirimu dibaptis dan dosa-dosamu disucikan sambil berseru kepada nama Tuhan!
contoh-2
Petrus (sbg pihak yg membaptis) di kisah Kornelius :
Lalu ia menyuruh mereka dibaptis dalam nama Yesus Kristus
contoh-3
Filipus (sbg pihak yg membaptis) di kisah sidasida :
Lalu kata sida-sida itu: “Lihat, di situ ada air; apakah halangannya, jika aku dibaptis?”
Sahut Filipus: “Jika tuan percaya dengan segenap hati, boleh.” Jawabnya: "Aku percaya, bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah
contoh 1 dan 2 menuntun ke kesimpulan pihak yg membaptis tidak lagi memerlukan mao/kagak-nya si orang ybs, karena di pov pihak yg membaptis percaya/yakin bhw orang2 ybs itu memang sudah sbg orang percaya (Believer).
dilain sisi,
contoh 3 menggambarkan bhw walopun si pihak yg dibaptis udah menyatakan bhw dirinya mao dibaptis namun dr pov pihak yg membaptis (Filipus) dia masih memerlukan pengetahuan terlebih dahulu apakah sidasida percaya dgn segenap hati. Kalo YA … boleh dibaptis. Kalo Tidak/Belon … ya artinya Filipus tidak akan membaptis sidasida ini.
Baik itu contoh 1 2 3, kesimpulan saya adalah :
dari pihak yg membaptis itu harus eksis dulu percaya bhw orang ybs memang sudah sbg orang percaya (Believer) - barulah mereka mao/bisa membaptis.
Yang menjadi pertanyaan :
apakah di pihak yg membaptis itu juga eksis percaya bhw org ybs tsb sudah diselamatkan - oleh karena itu mereka mao membaptis ?
Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.
Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu."
Berangkat dari ayat diatas (imo) konsekwensi logik dari pov pihak yg membaptis adalah :
mereka percaya bhw orang ybs tsb sudah selamat/diselamatkan melalui pengetahuan mereka mengenai sikon orang ybs (contoh misal, Saulus / Kornelius) … ataupun melalui ucapan dari si orang ybs itu percaya (contoh misal, sidasida) barulah mereka mao membaptis.
Apakah pengertian saya mengenai yg dari kcmt pihak yg membaptis adalah benar ?
Please CMIIW.

salam.