Sy tidak dapat membayangkan bagaimana mungkin Adam tidak pernah menginjak semut. Hm… pastilah ada kematian sebelum kejatuhan ke dalam dosa. Minimal makhluk yg dapat mati adalah seekor semut!!
Akan tetapi…
-
Ada satu ayat Alkitab yang menurut saya mengindikasikan bahwa yg disebut dengan makhluk hidup adalah makhluk yg memiliki darah. Serangga tidak memiliki darah. Lihat Imamat 17:11. Jika benar demikian maka mungkin saja semut dapat mati diinjak sebelum dosa datang. Namun matinya semut itu tidak dianggap kematian makhluk hidup. Sama seperti tanaman juga di Alkitab telah dibuktikan bahwa tanaman mati baik sebelum maupun sesudah dosa datang namun matinya tanaman tidak dianggap kematian makhluk hidup.
-
Sy kembali merenungkan makna bahwa Allah mengatakan ciptaanNya Sangat Baik.
“Then God saw everything that He had made, and indeed it was very good. So the evening and the morning were the sixth day. (Genesis/Kej 1:31).”
Waktu itu semuanya berjalan dengan sangat baik, tidak ada persaingan/permusuhan, saling melukai, dll.
-
Manusia dan binatang diberi makanan berupa tanaman/tumbuhan. Kejadian 1:29-30.
-
Sy mendapati bahwa binatang dan manusia ciptaanNya dikutuk setelah dosa tersebut.
“So the Lord God said to the serpent:
“Because you have done this,
You are cursed more than all cattle,
And more than every beast of the field;
On your belly you shall go,
And you shall eat dust
All the days of your life.” (Genesis/Kej 3:14)
Sy mengkhayalkan suatu keadaan di mana fisik makhluk hidup waktu itu sangat baik dan belum dikutuk. Mungkin belum ada racun di tubuh beberapa spesies. Segera pertanyaan timbul: bagaimana dengan landak? Mungkin waktu itu duri landak bukanlah duri seperti sekarang.
- Terakhir Allah juga mengutuk tanah/bumi ciptaanNya di Kejadian 3:17-18. Sy menilai sejak itu tanah tidak lagi sesubur sebelumnya. Tanaman menjadi mempunyai mekanisme pertahanan diri misalnya duri, getah, kayu yg sangat keras/kasar, bau menyengat, semak, dll. Contoh nyata tanaman dengan mekanisme pertahanan misalnya kaktus, mawar, kantong semar, jeruk nipis, dll.
Saya kembali mengkhayalkan keadaan pada zaman dahulu di mana tanah sebelum dosa itu mungkin sangat-sangat subur, lembut, indah, dll bahkan semut pun tidak bisa mati walau diinjak. Tanah yang sempurna, tanaman yg juga tidak melukai. Sungguh keadaan yang sangat sempurna.
Kesimpulan:
Bagaimanapun rupa dan keadaan ketika itu yang pasti adalah tidak ada kematian. Kita tidak mungkin dapat membayangkan keadaan seperti itu dengan pikiran kita karena kita tidak pernah mengalami atau melihat keadaan yg demikian. Allah berkata bahwa segala sesuatuNya sangat baik maka kita harus percaya bahwa tidak ada kematian makhluk hidup dalam bentuk dan cara bagaimanapun sebelum kejatuhan manusia ke dalam dosa. Alternatif lain (dugaan saya) adalah fisik makhluk hidup dapat mati misalnya tak sengaja “terinjak”, “termakan”, “terlempar”, dll namun Allah menjaga segala sesuatunya sesuai dengan rencana Allah sehingga tidak ada kematian yang tidak disengaja.