Sayang hanya buku Ahmed Deedat yang bertebaran di Indonesia, tapi tanggapan terhadap tulisan Ahmed Deedat jarang sekali dipajang di toko buku.
Tapi entahlah, kenapa diakhir hayatnya Ahmed Deedat menderita stroke selama kurang lebih 9 tahun
Sejak setahun lebih sebelum Deedat mengalami stroke, pendeta-pendeta Kristen di kotanya Durban, sudah membuat surat terbuka untuk mengajaknya bertobat, karena mereka mengerti risiko penghujatan ofensif yang dilakukannya dalam konteks rohani akan berakibat fatal terhadap dirinya sendiri. Namun ajakan tersebut tidak dilayaninya sama sekali.
Tepat 4 (empat) minggu setelah Deedat menghujat penyaliban Yesus yang sengaja dilakukan pada hari Jumat Agung (Hari Raya Paskah) di Sydney, Deedat secara tiba-tiba terserang stroke dan kehilangan suaranya untuk selama-lamanya. Lehernya kejang, sehingga tak mampu makan, minum atau bicara. Deedat hanya mampu berkomunikasi kedipan mata saja. Selama 9 (sembilan) tahun lamanya ia menderita.
Dan masih banyak link tentang Ahmed Deedat ini.
Tragis juga hidupnya, apakah anda ingin mengikuti jejaknya juga? 