ORANG KAYA DAN LAZARUS YANG MISKIN
Luk 16:19 Ada seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan.
Kita semua tahu bahwa pada akhirnya (dalam Luk 16:19-31) si orang kaya masuk neraka dan Lazarus masuk sorga (duduk dalam pangkuan Abraham). Mengapa ? Dalam Luk16:19-31 tidak dijelaskan apakah si orang kaya itu berdosa atau tidak, hanya dijelaskan bahwa “setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan”. Bersukaria dalam kemewahan atau dapat disebut juga “bergaya hidup mewah” jelas merupakan keinginan daging atau lazim disebut hawa nafsu kedagingan. Sekarang mari kita renungkan; mengapa seseorang ingin bergaya hidup mewah ? karena dia ingin dihargai orang, bukan ? Siapakah menurut anda yang membutuhkan penghargaan atau pengakuan seperti itu ? Roh atau daging ? Jelas jawabannya adalah daging, karena salah satu sifat daging adalah egois atau “mementingkan diri sendiri” (Gal 5:19-21) Roh tidak membutuhkan pengakuan seperti itu, karena roh tidak memiliki keinginan untuk hidup bermewah-mewah (Gal 5:22-23) Disitu dijelaskan pula bahwa keinginan daging selalu bertentangan dengan keinginan roh, dan barang siapa yang melakukan itu tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Allah (Gal 5:21b Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu–seperti yang telah kubuat dahulu–bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah)
Dalam 1 Tim 2:9-10 dijelaskan juga bahwa Allah tidak suka orang yang gaya hidupnya bermewah-mewah.
(1 Tim 2:9 Demikian juga hendaknya perempuan. Hendaklah ia berdandan dengan pantas, dengan sopan dan sederhana, rambutnya jangan berkepang-kepang, jangan memakai emas atau mutiara ataupun pakaian yang mahal-mahal, 2:10 tetapi hendaklah ia berdandan dengan perbuatan baik, seperti yang layak bagi perempuan yang beribadah.)Mengapa dalam nas ini yang disinggung orang perempuan ? Karena biasanya merekalah yang bergaya hidup bermewah-mewah, walaupun orang laki2 pun juga ada yang demikian.
Walaupun sebetulnya nas diatas membahas mengenai sikap orang dalam ibadah jemaat, namun bukan berarti setelah ibadah kita boleh melakukannya. Kalau dalam ibadah saja kita harus berdandan dengan pantas, sopan dan sederhana, apalagi setelah ibadah. Apakah kita mau orang memperolok kita dengan mengatakan “Oh, orang itu cuma di gereja saja sikap, pakaian dan penampilannya sederhana. Diluar gereja sikapnya semau gue, tukang pesta pora, gaya berpakaiannya seronok dan penampilannya sok pamer !” Apakah kita mau orang berkata seperti itu ? Tentu tidak, bukan ? Kalau kita ini manusia yang jahat saja bisa sebal melihat orang seperti diatas, apalagi Allah kita.
Perlu dicatat bahwa bukan berarti tidak ada orang kaya yang berkenan dihadapan Allah. Dalam alkitab terdapat beberapa tokoh yang kaya raya, seperti Ayub dan Salomo (walau diakhir hidupnya Salomo ditolak oleh Tuhan karena tidak taat). Meskipun mereka orang2 yang kaya raya, hidup kesehariannya PASTILAH TIDAK bermewah-mewah, melainkan penuh kesederhanaan. Karena bila tidak, TIDAK MUNGKIN Allah mengasihi mereka ! (karena bila mereka bergaya hidup mewah, mereka hidup dalam daging, bukan dalam roh)