Temen-temen FK, entah kenapa yah, saya sering banget ngalami hal-hal yang menurut saya menjengkelkan banget ? Maksudnya, ketika saya ingin berbuat baik dan mengasihi sesama saudara seiman, tapi justru pengalaman pahit yang saya dapatkan. Saya bukan menyesali apa yang saya telah perbuat, tapi saya hanya ingin berusaha mengkoreksi diri sekiranya ada kesalahan dalam saya bertindak selama ini. Supaya saya tidak selalu mengalami hal-hal seperti ini terus menerus.
Ceritanya begini, kami sekeluarga pindah ke rumah baru kami sekitar 6 bulan berlangsung hingga saat ini. Di lingkungan baru kami saat ini, kami hanya menemukan 1 keluarga Kristen dan sudah mempunyai seorang putri usia 11 bulan. Pada awalnya semua berjalan baik-baik saja. Kami saling menyapa, saling berkenalan dan akhirnya beberapa kali dalam kesempatan, kami sering ngobrol. Kebetulan mereka membuka sebuah warung kecil kebutuhan sehari-hari. Jadi untuk keperluan2 yang sekiranya saya bisa membeli di toko mereka, saya berusaha membelinya di situ.
Akhirnya, mereka merasa lebih akrab dengan kami dan otomatis dengan seringnya mereka datang bertamu ke rumah kami yang hanya berjarak beberapa blok saja dari rumah mereka. Sedangkan saya sendiri bisa dibilang sangat jarang sekali keluar rumah apalagi datang ke rumah orang hanya sekedar nongkrong tanpa maksud yang jelas, itu sama sekali bukan type saya.
Yang paling sering datang ke rumah kami yaitu si pria yang pengangguran itu. Karena istrinya selalu sibuk menjaga warungnya di rumah. Jika si pria datang ke rumah kami, biasanya sambil membawa putrinya yang belum bisa berjalan itu dengan alasan bahwa sang bocah suntuk di rumah. Saya dan suami pun biasa-biasa aja. Dan bila ada makanan (lauk-pauk atau cemilan yang saya buat sendiri) selalu kami bagikan kepadanya untuk dibawa pulang olehnya.
Tapi, lama-kelamaan, saya dan suami mulai jengah dengan sikapnya yang lancang mengambil makanan-makanan kami meskipun tidak kami suguhkan (karena pas-pasan). Belum lagi di siang bolong sering nyelonong datang ke rumah kami tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu tiba2 sudah ada di dapur menemani saya memasak sambil ngemil apa-apa yang saya goreng. Saya merasa risih dan jijik. Dia pria dan saya wanita yang sendirian di rumah karena suami bekerja. Apa yang dipikirkan orang lain kalau setiap siang dia datang seperti itu di dapur kami? Namun hendak menegurnya, saya berpikir ulang kali. Saya enggan menyakiti hati orang lain seperti itu. Apalagi sesama orang Kristen.
Dan hal yang paling menyebalkan buat saya adalah cara dia masuk ke rumah kami tanpa permisi dan tanpa mengetuk pintu. Karena saya juga tidak terbiasa menggembok pintu sepanjang hari. Pernah suatu hari si pria ini tiba2 sudah ada di dalam rumah kami sambil membawa putrinya itu. Sedangkan saya sedang berada di kamar mandi lupa membawa baju ganti. Sehingga saya harus mendekam di toilet untuk beberapa lama menunggu dia pulang. Alangkah jengkelnya saya saat itu. Tapi saya masih diam. Pernah juga di siang bolong dia datang dan saya sedang setengah tertidur di kamar kami. Sehingga dia bisa melongok ke arah saya tidur. Lalu saya buru2 bangun dan dia bergegas keluar rumah. Dari saat itu, kemarahan saya sudah benar2 sampai di puncaknya.
Esok paginya, setelah suami saya berangkat bekerja buru2 saya kunci semua pintu dan jendela rumah saya. Supaya dia tidak bisa melongok dari manapun. Saya sengaja melakukannya. Dan benar saja, dia datang dengan langsung mendorong gagang pintu. Namun dia sadar bahwa kali ini saya menguncinya dari dalam. Tidak segera pergi, dia malah menggedor2 pintu kami dengan kerasnya dan tetap mendorong2nya sekuat tenaga sambil berteriak kencang, “Hoooi Mbaaaak…kamu di mana? Kami datang lagi… Hooooiii…tolong buka…!!! Kenapa pintunya kok sekarang dikunci? Hoooii…hooooiii! Bukaaaa!!!” Terdengar bunyi glodaaaak…gloddakkk dari pintu yang didorong2 itu.