Eastern Orthodox
Pada mulanya, gereja barat dan timur itu satu. Mereka mengerti bahasa latin dan yunani. Tapi orang2 setelahnya, tidak. Yang berbahasa yunani hanya bisa bahasa yunani, dan yang berbahasa latin tidak bisa bahasa yunani. Akan tetapi, walaupun ada language barrier, pada mulanya mereka masih berusaha untuk bersatu.
PS: yang mau saya ceritakan ini adalah Eastern Orthodox dan bukan Oriental Orthodox [saya awam banget kalo tentang Oriental Orthodox].
Filioque & Great Schism
“Pada siang hari di musim panas tahun 1054, sewaktu gereja Orthodox the Holy Wisdom di Constantinople akan mengadakan ibadah, Kardinal Humbert dan dua orang lainnya dari legasi Katolik Roma memasuki gereja itu dan berjalan menuju sanctuary (area di balik iconostase). Mereka datang bukan untuk beribadah, tetapi untuk menaruh Bull of Excommunication (surat pernyataan dari Paus yang isinya meng exkomunikasi gereja timur (Orthodox)) diatas altar dan segera keluar dari gereja itu. Sewaktu Kardinal Humbert melewati pintu barat, ia membersihkan debu di kakinya dan berkata,“biarlah Tuhan yang melihat dan menghakimi!” Seorang deacon berlari dengan stress menghampirinya dan memohon untuk mengambil balik surat itu, yang mana Kardinal menolak, dan surat itu dilepaskan di jalanan.” — The Orthodox Church by Kallistos Ware p. 43 tentang Byzantium, II: the Great Schism.
Kardinal Humbert mengira bahwa gereja timur (Orthodox) menghapuskan filioque dari Nicene Creed. Padahal versi orisinalnya begini: “In the Holy Spirit, the Lord, the Giver of Life, who proceeds from the Father, who with the Father and the Son together is worshipped and together glorified.” Versi ini masih dipakai oleh gereja Orthodox sampai sekarang. Tapi gereja barat menambahkan filioque (and from the Son), sehingga creed versi mereka sampai saat ini menjadi,“in the Holy Spirit, the Lord, the Giver of Life, who proceeds from the Father and the Son, …” Kemungkinan filioque ini ditambahkan mula-mula oleh bangsa Spanyol untuk memberantas Arianisme. Lalu ini menyebar ke Perancis dan Germany. Pada tahun 808 Paus Leo III menuliskan surat ke Charlemagne: walaupun beliau menganggap bahwa filioque itu terdengar doktrinal, beliau juga menganggap bahwa filioque ini adalah suatu kesalahan yang merusak kata-kata didalam creed itu.
Gereja Orthodox, khususnya Greeks, baru menyadari adanya filioque pada tahun 850. Gereja Orthodox tidak setuju bahkan membantah filioque ini karena:
-
Creed ini adalah kepunyaan seluruh gereja, dan jika ada bagian yang mau diubah, harus dibicarakan/diskusikan dalam Ecumenical Council. Gereja barat menambahkan sesuatu tanpa konsultasi dengan gereja timur (Orthodox) , yang adalah dosa melawan keserikatan antar gereja.
-
Orthodox percaya bahwa dengan adanya filioque ini theologynya tidak benar. Mereka sampai sekarang percaya bahwa proses Roh Kudus datang dari Bapa, dan menganggap bahwa proses Roh Kudus datang dari Bapa dan Putra sebagai heretical. Hal ini karena:
“But when the Helper comes, whom I shall send you from the Father, the Spirit of Truth, who proceeds from the Father, He will testify of Me.” — John 15:26
Original sin vs ancestral sin
Walaupun gereja timur [Orthodox] dan barat [Katolik Roma] mengakui bahwa manusia terkena dosa Adam dan Hawa, gereja Orthodox lebih menyebutnya sebagai ancestral sin [dosa nenek moyang], sebab walaupun yang belum dibaptis memiliki dosa nenek moyang, mereka tidak bersalah atas dosa yang dilakukan oleh Adam dan Hawa.
Pengertian dosa
Didalam Orthodoxy, dosa adalah sesuatu penyakit yang harus disembuhkan. Bukan sesuatu yang harus dihukum.
Katolik Roma ritus timur
Kasarnya begini, mereka mulanya adalah gereja Orthodox yang berpendapat bahwa mereka harus mengikuti Paus. Paus menyetujuinya dan memperbolehkan mereka untuk mempertahankan liturgy yang selalu mereka pakai (ritus timur: Byzantium, Divine Liturgy) tetapi harus mengikuti theology ajaran-ajaran Katolik Roma