Bukan semena mena bro, tetapi itu dilakukan dengan dasar ‘sayang’ kepada anak dan cucu nya. Perbuatan yang mungkin anda anggap salah, tetapi itu dilakukan secara tulus oleh mereka (mertua) anda.
bagaimana juga posisi saya sebagai kepala keluarga ? saya, istri saya, mertua saya = orang Kristen. bukankah di alkitab ada tertulis, kalo suami adalah kepala keluarga & imam di dalam keluarga ? "hai istri tunduklah kepada suamimu. hai suami , sayangilah istrimu "Namun kadang istri dan mertua saya melihat konteks kepala keluarga hanya dari segi KEWAJIBAN , bukan dari segi HAK.
Selama anda tinggal di lingkungan rumah mertua atau paman anda, sejatinya, anda bukanlah kepala rumah tangga bro. Anda masuk dalam lingkungan keluarga yang sudah ada, menjadi bagian darinya. Tidak salah, tetapi memang seperti itu, seperti juga kalau istri anda masuk ke rumah ortu anda, ia bukanlah permaisuri dari seorang raja, tetapi adalah putri dari seorang pangeran. Kalau diibaratkan kondisi anda saat ini, anda adalah seorang pangeran yang menikah dengan seorang putri raja, jelas anda bukan raja di istana itu.
Bagaimana saya bisa menjadi kepala keluarga , kalo dalam pengambilan keputusan istri saya selalu membantah, tidak mau menurut & sering berbeda pendapat dengan saya ? bukankah istri saya tidak tidak tunduk/ patuh kepada saya sebagai suaminya ? bagaimana sebuah kapal bisa berjalan kalo ada 2 ( DUA ) nahkoda di dalamnya ?kadang juga kesal, kalo istri & mertua saya mengambil keputusan, kadang tanpa minta pendapat saya sama sekali .
saya tidak dimintai pendapat samasekali , padahal saya kan kepala keluarga .
Coba baca analogi yang saya erikan di atas, bro.
Kalau mengenai keputusan yang tidak terlalu penting, abaikan saja, tidak perlu diambil hati, bro. Bukan segalanya harus kita yang memutuskan, kelak hal hal seperti ini justru akan memusingkan kita jika semua tergantung kita, percayalah.
kalo bro bruce bertanya , apakah kita ke gereja, saya jawab ya, sebelum punya anak , hampir tiap minggu kita ke gereja . setelah punya anak, agak jarang ke gereja, karena anak saya super aktif, kadang di gereja tidak bisa duduk diam, jadi kadang kami memutuskan untuk tidak pergi ke gereja.
Coba kembali rutinkan ke gereja, titipkan anak anda kepada mertua anda jika memungkinkan, atau ajak ke gereja dan ikutkan ke Sekolah Minggu jika sudah memungkinkan. Karena ke gereja merupakan hiburan bagi bathin kita, mendengarkan firman Tuhan, menyanyikan lagu pujian. Itu yang kita butuhkan sebagai sarana istirahat bagi jiwa kita.
Syalom