HUKUM TABUR TUAI:
Presiden Soekarno dalam bukunya pernah menulis “Barang siapa menabur angin, akan menuai badai”. Dan bandingkan dengan ayat ini “Umat-Ku menabur angin maka mereka akan menuai badai!” (Hosea 8:7a, BIS).
Alkitab mengajar ‘hukum sebab-akibat’ ini dikenal dengan Hukum Tabur-Tuai yaitu “sebagaimana Anda menabur, begitu pula Anda menuai”. Dibawah ini contoh2 Wejangan “Hukum Sebab-Akibat” dari kitab 2 Korintus, Amsal, Matius:
* 2 Korintus 9:6
Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga.
* Amsal
9:7 Siapa mendidik seorang pencemooh, mendatangkan cemooh kepada dirinya sendiri, dan siapa mengecam orang fasik, mendapat cela.
10:8 Siapa bijak hati, memperhatikan perintah-perintah, tetapi siapa bodoh bicaranya, akan jatuh.
11:19 Siapa berpegang pada kebenaran yang sejati, menuju hidup, tetapi siapa mengejar kejahatan, menuju kematian.
11:25 Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum.
13:3 Siapa menjaga mulutnya, memelihara nyawanya, siapa yang lebar bibir, akan ditimpa kebinasaan.
13:11 Harta yang cepat diperoleh akan berkurang, tetapi siapa mengumpulkan sedikit demi sedikit, menjadi kaya.
26:27 Siapa menggali lobang akan jatuh ke dalamnya, dan siapa menggelindingkan batu, batu itu akan kembali menimpa dia.
28:10 Siapa menyesatkan orang jujur ke jalan yang jahat akan jatuh ke dalam lobangnya sendiri, tetapi orang-orang yang tak bercela akan mewarisi kebahagiaan.
28:13 Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan disayangi.
28:18 Siapa berlaku tidak bercela akan diselamatkan, tetapi siapa berliku-liku jalannya akan jatuh ke dalam lobang.
* Matius
10:41 Barangsiapa menyambut seorang nabi sebagai nabi, ia akan menerima upah nabi, dan barangsiapa menyambut seorang benar sebagai orang benar, ia akan menerima upah orang benar.
10:42 Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir saja pun kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku, Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia tidak akan kehilangan upahnya dari padanya."
12:30 Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan.
12:50 Sebab siapa pun yang melakukan kehendak Bapa-Ku di sorga, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku."
13:12 Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan; tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya.
16:25 Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.
18:4 Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga.
23:12 Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.
Dari contoh2 ayat di atas kita mengenal adanya ‘hukum tabur-tuai’. Alkitab yang memperingatkan kita akan akibat yang harus ditanggung bila kita melakukan kejahatan dan sebaliknya ada berkat yang akan kita terima ketika kita melakukan kebaikan. Namun perlu kita pahami bahwa walaupun Alkitab mengajarkan tentang hukum sebab-akibat tetapi hukum sebab-akibat itu tidak ada kaitannya dengan pengajaran mengenai ‘roda samsara’ dan ‘reinkarnasi’ sebagaimana dikenal dalam agama Hindu dan Budha.
Karena itu hukum sebab-akibat yang ada dalam Alkitab jelas bukanlah hukum karma sebagaimana dalam konsep Hindu/ Budha.
Justru Alkitab mengajarkan bahwa segala relasi ‘sebab-akibat’ yang berhubungan dengan perbuatan jahat manusia/ dosa-dosa manusia sudah dipatahkan oleh kasih Kristus di kayu salib! Dalam iman pada karya Kristus di kayu-salib, dosa tidak lagi membuahkan kematian bagi setiap yang percaya.
Blessings,
BP