aku tidak tahu harus memulai curhatan ini dari mana dan mungkin akan ada orang yg mencemooh karena ketidaksanggupanku menangani cobaan ini… tapi aku sudah tidak tahu harus ke mana lagi aku mencari rasa damai yang aku butuhkan sekarang… karena itu, aku memberanikan diri buat curhat di sini…
ada satu peristiwa yang benar2 membuatku selama beberapa lama ini merasa hanya ingin pulang ke rumah Bapa…
aku tahu aku tidak berhak meminta supaya Bapa memanggilku sekarang… tapi selama ini, memikirkan, menangis, berdoa pun yang kulihat sekarang hanya kebahagiaan yg sudah tidak mungkin kudapat di sini, di dunia…
kejadian ini bermula dari pertemuanku dengan seseorang. sebut saja ‘X’.
banyak hal yg kita lewatin sama2, suka & duka. seiring dengan itu semua, rasa sayang yang ada makin kuat. pernikahan juga sudah dibicarakan. bahkan semua masa depan sudah direncanakan.
benar2 pertama kalinya dalam hidup aku merasa, ternyata kebahagiaan itu juga ada untukku.
semua kesusahan yang ada saat bersama pun, slalu aku usahakan dengan tabah untuk aku lewati dengan pemikiran bahwa kita hanya perlu bersabar buat ngelewatin semua kesusahan itu. karena semua itu cobaan yang Tuhan buat untuk kita & pasti ada kebahagiaan buat masa depan kita.
tapi semua kesabaran itu berakhir dengan meninggalnya orang yg benar2 aku sayangi. :’(
setelah itu, aku selalu berusaha menepis ketika rasa ragu melandaku, apa Tuhan menyediakan kebahagiaan buat aku. karena jujur aku sudah tidak bisa menggantikan posisi ‘X’ dengan siapa pun. memang kita belum terikat pernikahan, tapi rasa sayang & semua hal yang sudah kulalui membuat sudah tidak mungkin lagi buatku membagi perasaanku ke orang lain.
aku selama ini selalu menerima keadaan, di mana aku rasa dunia ini tidak adil dalam banyak hal.
ketika orang menjelekkanku tanpa alasan, aku hanya diam dan menangis di belakang.
ketika saudaraku menusukku dari belakang pun, aku hanya bisa menerimanya.
dan banyak lagi…
aku tidak pernah merasa nyaman dengan siapa pun bahkan ke kedua orang tuaku. (nyaman dalam arti membuka hati) aku juga merasa semua orang tidak nyaman dengan keberadaanku di sekitar mereka.
aku tidak bangga akan hal ini dan mungkin aku membenci diriku yg begitu berbeda pemikiran dengan banyak orang.
tapi ketika aku bertemu ‘X’, semuanya mulai berubah. padahal dia orang yg benar2 berbeda denganku.
kalau aku dibilang kuper… dia dibilang supel… aku juga tidak tahu apa yg bisa membuat kami saling sayang. :ashamed0004:
aku bahkan mulai mencintai diriku. aku merasa nyaman saat bersamanya & merasa bisa ngelewatin semua kesusahan yg mungkin bakal menghadang di masa depan.
yang pasti, aku tidak pernah merasa sedekat itu dengan siapa pun.
tapi sekarang…, setelah Tuhan memanggilnya pulang,
aku selalu dipenuhi pertanyaan :
- Kenapa Tuhan memanggil satu2nya orang yang menjadi penyemangat hidupku?
- Apa Tuhan ingin aku bahagia bersama ‘X’ di rumahNya bukan di sini?
- dan banyaaak lagi…
sekarang setiap hari yang kurasakan hanya satu hal, aku ingin pulang ke rumah Bapa.
aku tahu aku tidak boleh menyerah menjalani hidup. tapi bagaimana? kalau tiap saat yang aku rasakan dan pikirkan hanya itu?
tidak peduli seberapa seringnya aku berpikir dan berdoa, yang aku inginkan dan muncul di benakku sekarang cuma pulang ke rumahNya…