sambungan…
Aku pernah bilang sama dia kalau aku mau berhenti kerja tapi dia selalu larang.
Aku sering dipaksa ketemu GL suruh doa pagi, datang lebih pagi supaya bertemu dengan dia dengan maksudnya yang ga jelas jika istrinya tidak datang bersamanya doa pagi, tapi aku menolak karena takut kalau hanya berduaan dengan dia.
Pernah GL ajak aku ke Apartemen saat kakakku Reinda ke Bandung, alasan GL ada urusan. Waktu itu ada Jimmy, jadi aku cerita Jimmy, aku bilang Jimmy aku takut, aku stress GL minta ketemu berdua lagi. Jimmy bilang “kalau ini urusan kerja, ga usa takut.” Saking stress, aku naik lift, lalu turun lagi, balik lagi ke Jimmy, aku minta doa dari Jimmy, lalu Jimmy doain aku. Sampai diatas, aku ragu lalu turun lagi, sedangkan GL sms dan telpon terus, katanya naik jangan lama-lama. Akhirnya Jimmy antar aku ke lift, dan Jimmy bilang “naik aja, kalau dia macam-macam dan terjadi apa-apa, nanti Jimmy yang hadapi dia.” Kata-kata itu menenangkan aku, supaya aku punya kekuatan bahwa ada yang bela aku. Dari situ, aku berusaha kuat dan memberanikan diri naik keatas. Untunglah, Tuhan melindungi. Diatas Reinda telpon, jadi GL tidak ada kesempatan untuk berbuat macam-macam. Setelah bicara, aku langsung turun.
Tanggal 18 Desember 2011, aku ingat kalau anakku sakit dan harus opname di Rumah Sakit, yang bantu urus anakku Jimmy dan istrinya. Waktu itu ada GL juga, Ezer anakku lagi di UGD. Ezer minta tolong sama Jimmy untuk ambil HP nya di tas aku. Jimmy lalu ambilin HP Ezer, GL yang melihat Jimmy ambil HP di tas aku, langsung ngeliat dengan pandangan aneh.
Tanggal 21 Desember 2011, aku dimintain tolong GL untuk urus ATM beliau di Taman Anggrek. Aku pikir itu tempat umum lah, GL ga mungkin bisa macem-macem. Selaku bawahan GL aku turuti perintahnya. Setelah urusannya selesai, aku mau langsung balik ke kantor karena sorenya aku harus berangkat ke Manado tapi GL ajak aku ke apartemennya, dia bilang ada yang mau dibicarain, ga enak kalau di kantor. Aku mulai takut dengan ajakannya. Aku bilang aku ada urusan penting, tapi GL bilang sebentar aja dan kesannya memaksa, aku tidak tau harus beralasan apa lagi. Aku cuma bisa berdoa pada Tuhan semoga tidak terjadi apa-apa, semoga tidak terjadi lagi. Sampai di apartemen, GL cuma tegur aku untuk tidak dekat dengan Jimmy, aku tidak boleh bergaul lagi dengan Jimmy dan istrinya. Aku bilang aku bukan orang yang tidak tau terima kasih lalu aku pergi. Diluar aku bersyukur bahwa aku bisa selamat.
Malamnya saat tiba di Manado, sekitar jam 11 malam ada telpon dari kakakku Reinda. Saat aku angkat telpon, kakakku Reinda maki-maki aku dan tuduh aku selingkuh dengan Jimmy. Pasti sudah ada pembicaraan antara GL dengan kakakku, mungkin karena GL lihat Jimmy ambil HP di tas aku waktu di Rumah Sakit.
Tanggal 23 Desember 2011, aku tidak tau ada pembicaraan antara Jimmy dengan GL di Israel, tapi aku dapat sms dari GL kalau GL minta maaf (sms terlampir), aku tidak balas.
Tanggal 29 Desember 2011, Reinda telpon lagi dan dia bilang aku gila, dia jijik sama aku, dia bilang aku perek, dan aku mau dimasukin Rumah Sakit Jiwa.
Tanggal 20 Januari 2012, dengan terpaksa aku memutuskan untuk menempuh jalur hukum. Karena semenjak kejadian Reinda maki-maki, mungkin keluarga sudah mendengar kejadian antara Aku, GL, dan Reinda tapi mereka terkesan seolah membela Reinda, mereka tidak mau mendengar aku. Sampai pada saat Papaku telpon Jimmy dan suruh aku pulang (telpon di loudspeaker), Jimmy bilang “Om tau kalau GL coba perkosa Ninie?”, papaku jawab, “Ahhhh, ga benar itu”. Disitu aku putus harapan. Aku tidak tau kemana lagi aku harus mengadu.
Tanggal 21 Januari 2012, aku memutuskan untuk keluar dari rumah keluarga, aku pindah ke kontrakan di daerah Taman Mini.
Tanggal 24 Januari 2012, Jimmy datang tengok aku di kontrakan. Aku minta tolong Jimmy antar mau belanja ke Carrefour, akhirnya kita pergi bertiga dengan Ezer. Saat di Carrefour, tetangga aku telpon, katanya ada keluarga datang cari aku, mereka ramai-ramai sampai 4 mobil. Memang aku dan keluarga sepakat untuk ketemu dan bicara masalah ini hari rabu tanggal 25 Januari 2012 di Cilandak Town Square, tapi aku kaget kenapa mereka gerombolan datang ke rumah, sedangkan kita sudah ada janji sebelumnya, aku jadi merasa tidak dihargai. Disitu aku memutuskan untuk tidak kembali ke kontrakan, aku cari tempat tinggal sementara.
Malam itu aku putusin untuk cari hotel sampai jam 3 pagi sama Ezer, Ricky, dan Elberth. Paginya aku diantar istrinya Jimmy cari kost.
Keesokan harinya, tetangga telpon aku lagi, katanya ada 3 orang preman yang datang ke kontrakan tanya-tanya aku, bahkan tetangga aku ditanya-tanya, tetangga aku bilang “ada apa pak, kok masalah keluarga sampai ramai sih?.... salah satu dari mereka bilang, “ga ada apa-apa bu, kami cuma pengen Bu Ninie aman.”