Saya berasal dari kristen katholik, nama babtis saya “Yohanes” berasal dari nama gereja tempat saya di babtis, yaitu gereja Santo Yohanes Penginjil. Rupanya Yohanes penginjil kalah pamor dari Yohanes pembabtis, karena kebanyakan teman-teman saya mengira nama saya berasal dari Yohanes pembaptis. Selama saya menjadi katholik, saya merasa bahwa gereja katholik itulah gereja yang paling benar. Ada satu kebiasaan dari gereja katholik yang tetap saya pertahankan sampai sekarang, yaitu bila satu kali saja saya tidak ke gereja, maka rasanya ada yang kurang dalam hidup saya satu minggu itu, jadi saya sangat jarang absen ke gereja. Setelah saya tamat SMA, saya pindah ke Jakarta. Waktu itu kesehatan saya sangat buruk dan lebih buruk lagi ketika tinggal di Jakarta. Saya mengalami penyakit yang cukup mematikan, yaitu pnemonia yang akut dan kronis. Dari penyakit inilah saya memperoleh kesempatan membaca kitab suci dan mendapat pengetahuan yang tidak saya dapat di gereja saya. Melalui bantuan sahabat saya, seorang wanita advent (bukan pacar) saya mengenal Tuhan dari perspektif yang berbeda dan lebih lengkap lagi, khususnya kitab wahyu. Saya tetap mengganggap bahwa orang katholik tetap saudara saya seiman karena sama-sama beriman kepada Yesus sebagai Tuhan dan juru selamat kita, hanya sedikit berbeda doktrin.
GBU