Duh!! Makin tidak terjembatani yah antara pemikiran satu dengan yang lain. Postingan pertama itu yang menjadi permasalahannya adalah “yang disampaikan” oleh pendeta X …dimana terlalu riskan untuk diserap bulat-bulat oleh jemaat yang belum paham betul “makna” nya.
waham/doktrin yang mati-matian dibela ini sesungguhnya tidak bisa dianggap berlaku untuk KESELURUHAN jemaat kristen. Oleh karena itu wajar dianggap “menyesatkan” namun di satu sisi “sudah benar”. Okelah kalau memang ternyata ada beberapa gereja dengan pemahaman / doktrin /waham yang serupa dengan khotbah tsb (dan memiliki dasar utk memperkuat)…Namun, bagaimana dengan jemaat gereja lain yang tidak memiliki waham yang serupa? Apabila mereka mendengarkan doktrin tsb (contoh melalui bacaan/khotbah) yang sangat BERBEDA dengan waham/doktrin yang telah mereka yakini dari gereja tempat bersekutu dan berjemaat…sukur2 kalo mampu berpikir kritis utk mengkaji terlebih dahulu. Tidak semua jemaat kaan terbiasa utk kritis?
Utk intermezzo aja yaah…bahasa yang digunakan dalam iklan itu terkadang dijumpai juga kaan “hal-hal” yang sesungguhnya bisa mengundang pengambilan simpulan tergesa-gesa bagi penonton yang “tidak terbiasa” utk kritis? Yang membuat / menciptakan kreasi bahasa iklan tersebut bukanlah tidak memiliki “dasar pemikiran”…ADA… Apakah sang kreator tersebut PASTI bertujuan untuk menyesatkan penonton? BELUM TENTU.
Sekali lagi saya katakan ini semua tergantung dari PERSEPSI INDIVIDU.
Ohya! Saya memandang usaha saudara/i dalam membela waham gereja itu sebagai “pengayaan” untuk saya. Namun yang saya harapkan tujuan dari doktrin2 tersebut serta motivasi saudara/i dalam membela tertuju kepada SATU-SATUNYA SUMBER HAKIKAT IMAN DAN KEPERCAYAAN UMAT KRISTEN … Tuhan memberkati