Mari kita membaca Injil Matius 4 : 1 – 2 :
“Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis. Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus.”
Ayat tersebut berbicara bagaimana puasanya Yesus. Ternyata Yesus berpuasa 40 hari 40 malam tidak makan dan tidak minum. Nah hal ini sangat mustahil diikuti oleh umat Kristiani. Kalau umat Kristiani amalkan ayat ini, artinya harus berpuasa 40 hari 40 malam tanpa makan dan minum, tentu berakibat kematian. Puasa semacam ini tidak sesuai dengan fithrah manusia, makanya tidak mungkin diamalkan oleh umat Kristen
Baca pula Surat Paulus : I Korintus 7 : 1
“Dan sekarang tentang hal-hal yang kamu tuliskan kepadaku. Adalah baik bagi laki-laki, kalau ia tidak kawin.”
Kalau ayat Alkitab ini benar-benar diamalkan oleh semua umat Kristiani bahwa laki-laki lebih baik kalau tidak kawin, bisa dibayangkan apa jadinya dengan kehidupan umat manusia di muka bumi ini. Hal ini tentu sangat bertentangan dengan fithrah manusia. Jika bagi setiap laki-laki lebih baik kalau tidak kawin, bagaimana dengan nasib para wanita? Jadi tidak mungkin ayat tersebut dikatakan sebagai firman Tuhan, karena justru Tuhan menciptakan manusia berpasang-pasangan dan menyuruh manusia untuk berkembang biak di muka bumi ini.
Surat Paulus : I Korintus 7 : 8
“Tetapi kepada orang-orang yang tidak kawin dan kepada janda-janda aku anjurkan, supaya baiklah mereka tinggal dalam keadaan seperti aku. (tidak kawin).”
Paulus menganjurkan kepada orang-orang yang tidak kawin dan para janda agar tidak usah kawin seperti dia yang tidak kawin. Kalau ayat ini dipraktekkan oleh umat Kristiani, bisa dibayangkan apa yang akan terjadi, padahal manusia bukan malaikat yang tidak punya nafsu. Kalau begitu, buat apa Tuhan ciptakan manusia yang memiliki nafsu kalau tidak ada penyalurannya? Jelas sekali ajaran ini sangat bertentangan dengan fithrah manusia.
Surat Paulus I Korintus 7 : 37 – 38
“Tetapi kalau ada seorang, yang tidak dipaksa untuk berbuat demikian, benar-benar yakin dalam hatinya dan benar-benar menguasai kemauannya, telah mengambil keputusan untuk tidak kawin dengan gadisnya, ia berbuat baik. Jadi orang yang kawin dengan gadisnya berbuat baik, dan orang yang tidak kawin dengan gadisnya berbuat lebih baik.”
Seandainya umat Kristianij benar-benar mau hidup sesuai dengan ucapan Paulus pada ayat tersebut, bahwa tidak kawin merupakan perbuatan lebih baik daripada harus kawin, lama-kelamaan manusia bisa punah di dunia. Tetapi buktinya hampir semua lelaki maupun wanita umat Kristiani kawin atau menikah.ini membuktikan bahwa manusia tidak sanggup mengikuti seperti ayat tersebut.
Kenapa? Sebab bertentangan dengan fithrah manusia. Jadi sangat tidak mungkin Allah mewahyukan sesuatu yang bertentangan denan fithrah manusia ciptaanNya sendiri. Allah yang menciptakan manusia, tentu Dia lebih tahu kelemahan makhlukNya. Buat apa Dia ciptakan berpasangan-pasangan seperti laki-laki dan wanita kalau tidak menikah itu akan lebih baik daripada yang menikah?
Banyak bukti-bukti para pemimpin agama Katholik yang tidak boleh beristri, pada akhirnyah tidak kuat menahan godaan syahwatnya, hingga terjadi perselingkungan, bahkan punya anak di luar nikah. Dan banyak para biarawati yang tidak kuat, akhirnya mereka keluar lalu menikah dan berumah tangga. Lebih jelasnya silahkan baca buku tulisan Nigel Cawthrone “Kehidupan Seks Paus” yang diterbitkan oleh Victory Surabaya.
Jika ada pria maupun wanita, jika tidak mau kawin atau menikah, umumnya ada kelainan pada dirinya. Pria yang sudah menikah saja cukup banyak yang masih merasa ingin menambah istri lagi, atau maih tertarik pada wanita cantik, apalagi yang belum menikah.
Kalau ada manusia yang tidak mau menikah, tidak mau kawin, tidak mau berumah tangga, tidak mau punya keturunan, jelas hal itu bertentangan dengan fithrah manusia. Jika hal itu terjadi, berarti manusia tersebut punya kelainan jiwa atau kelainan fisik.
Akan tetapi bagi manusia yang normal lahir dan batin, lalu dianjurkan oleh seseorang penulis Alkitab dengan alasan itu berasal dari firman Tuhan, lalu dikatakannya bahwa lebih baik kalau lelaki tidak menikah, jelas hal itu bertentangan dengan fithrahnya sendiri.
Buktinya hampir 100% umat Kristiani menikah. Bahkan dewasa ini ada yang membolehkan menikahkan antar sesama jenis