Ormas Islam Aceh Minta Natal Tak Dirayakan dengan Pesta Minum dan Seks Bebas
Hayatullah Zuboidi | The Globe Journal
Banda Aceh – Lintas Organisasi Masyarakat (Ormas) Islam provinsi Aceh yang tergabung dalam aksi masyarakat pecinta Syariat Islam sore tadi mendatangi kantor gubernur Aceh. Mereka mendesak Gubernur Aceh, Doto Zaini Abdullah menindak tegas segala bentuk kegiatan perayaan natal di negeri syariat, kalau desakan mereka tidak diindahkan, mereka mengancam akan turun ke jalan untuk menindak langsung.
“Apabila pernyataan sikap ini tidak direspon positif oleh pemerintah Aceh, maka kami akan melakukan aksi turun ke jalan dengan penindakan langsung di lapangan dengan mengerahkan seluruh masyarakat peduli syariat,” ungkap Koordinator Aksi, Ali Hijrah di depan kantor gubernur Aceh, usai salat Jumat (20/12/2013).
Mereka juga mendesak gubernur menempati janjinya saat kampanye untuk menegakkan Syariat Islam secara kaffah. “Kami datang ke sini menagih janjimu menegakkan syariat Islam wahai pemimpin, kami minta gubernur menyetop kegiatan hura-hura malam tahun baru,” pintanya.
Ormas mendesak gubernur Aceh berkoordinasi dengan Polda dan jajarannya untuk mengantisipasi perayaan natal dan malam tahun baru di Serambi Mekkah seperti pesta minuman keras, petasan, narkoba dan unsur maksiat yang berbau zina.
“Pemerintah Aceh harus menindak tegas pemilik-pemilik café-café, hotel, dan mall yang mengadakan perayaan natal dan tahun baru masehi,” ungkap ali saat membacakan pernyataan sikap.
Beberapa menit kemudian, Kepala Biro Humas Pemerintah Aceh, Nurdin F Jose menemui peserta aksi. Katanya ia telah menerima pernyataan sikap para Ormas dan akan menyampaikannya kepada gubernur Aceh.
“Insya Allah sesegera mungkin akan merespon tuntutan ini, kita berharap semua kita melaksanakan syariat Islam,”ujar Nurdin.
Setelah mendengar respon dari Nirdin F Jose, para Ormas yang terdiri dari FPI, RTA, BKPRMI, dan beberapa ibu-ibu meninggalkan kantor gubernur Aceh. Mereka berjanji akan terus bergerak sampai tanggal 03 Januari, namun tetap mengedepankan keamanaan. “Kita tetap beraksi tanpa melakukan anarkis,” tutup Koordinator aksi.[]