lebih baik bro hans188 membaca lagi bab 3.
kalau bisa dari Sarapan Pagi langsung (karena ada penekanan pada bold,garisbawah,warna)
Bab 3 HARI KEBANGKITAN KRISTUS IBADAH HARI MINGGU
…
Perhatikan bahwa disini kita menemukan dua kata sabat yang ditulis dalam bentuk "jamak" (σαββατων - sabbatôn ), dan kita juga akan menemukan kebenaran yang sama tentang hal ini dalam ayat-ayat pembukaan Markus 16, Lukas 24 dan Yohanes 20. Tidak diragukan lagi hal ini menandakan sudah berakhirnya era hari ke-tujuh sabat Perjanjian Lama (Sabtu) dan dimulainya era sabat Perjanjian Baru yaitu hari pertama sabat (Minggu) ketika YESUS bangkit dari antara orang mati pada hari Minggu pagi kurang lebih pada tahun 33 Masehi.
…
Disini kita menemukan kata sabat yang pertama ditulis dalam bentuk "tunggal" (σαββατου - sabbatou) tetapi kata sabat yang kedua ditulis dalam bentuk "jamak" (σαββατων - sabbatôn).
sabat ke-1 ditulis dlm btk “tunggal” (σαββατου - sabbatou) = Sabtu = Sabat Lama
sabat ke-2 ditulis dlm btk “jamak” (σαββατων - sabbatôn).= Minggu = Sabat Baru
…
Dalam semua ayat-ayat ini kita menemukan kebenaran yang sama, ada kata sabat yang seharusnya ditulis dalam bentuk jamak ( σαββατων - sabbatôn). Jadi tidak ada keraguan bahwa era hari ke-tujuh sabat Perjanjian Lama sudah berakhir ketika KRISTUS bangkit pada hari Minggu pagi dan pada hari itulah sabat Perjanjian Baru dimulai. Tentu saja fakta bahwa era hari ketujuh sabat telah berakhir di dukung juga oleh ayat lain di dalam Alkitab yaitu di Kolose 2:16-17 dimana kita baca:
“Karena itu janganlah kamu biarkan orang menghukum kamu mengenai makanan dan minuman atau mengenai hari raya, bulan baru ataupun hari sabat [semua ini adalah hukum-hukum upacara di dalam Perjanjian Lama termasuk hari ke-tujuh sabat]; semuanya ini hanyalah bayangan dari apa yang harus datang, sedang wujudnya ialah KRISTUS!”
Jadi memang ada 2 sabat mingguan
sabat era perjanjian lama yg sudah diperbarui dengan sabat perjanjian baru
Tuhan YESUS telah menyatakan dirinya sebagai ‘Sabat Yobel’ yang ‘mendatangkan rahmat Tuhan’ dan ‘damai sejahtera’ bagi manusia. Ia adalah Sabat (katapausis dalam Mat.11:28) bagi kita. Karena itu umat Kristen perlu menguduskan ‘hari Sabat’ bukan dalam pengertian orang Farisi dan ahli Taurat yang melarang orang bekerja atau berjalan jauh, tetapi kita menguduskan hari Sabat dengan menerima anugerah keselamatan dan damai sejahtera Tuhan YESUS KRISTUS dengan bersyukur dan menjalankan hidup yang berkenan kepada-Nya dalam iman, pengharapan dan kasih.
selain itu
Rasul Paulus mengajarkan ‘Jalan Tuhan’ (Tuhan disini bukan menunjuk Yahweh tetapi Tuhan YESUS KRISTUS, Kis.22:4,5;24:14,22). Kala itu dikalangan pengikut YESUS ada dua golongan yaitu yang masih mengikuti adat istiadat Yahudi dan Taurat, disebut ‘Nasrani’ (Kis.24:5), yaitu pengikut Yakobus dan biasa melakukan nazar (Nasrani berasal dari kata ‘nazar’), dan golongan kedua yang disebut ‘Kristen’ (Kis.11:26;26:28:1Ptr.4:16). Rasul Paulus dituduh sebagai salah satu anggota sekte Nasrani namun ia dengan jelas membedakan dirinya dengan golongan ini, bahkan kemudian kita melihat bahwa rasul Paulus cukup keras menyerang Taurat (lihat perjuangan Paulus dalam kitab Galatia dan Roma 14), dan menurutnya ‘kasih telah menggenapi Taurat’ (Rm.13:8).
Memang menghadapi mereka yang masih mengikuti Taurat (makanan halal-haram & hari-hari tertentu seperti Sabat), rasul Paulus mengingatkan yang sudah tidak mengikutinya untuk ‘tidak menghakimi mereka yang lemah’ yang masih menjalankan hal itu (Rm.14), tetapi ia juga mengajak umat agar meninggalkan sikap iman yang masih lemah termasuk merayakan Sabat karena kita sudah dimerdekakan oleh Roh KRISTUS (Gal.4:1-11), karena Sabat dan makanan itu hanya bayangan dari apa yang akan datang yaitu KRISTUS dan agar kita menjadi manusia baru dalam KRISTUS (Kol.2:16-3:17).
Bapa-Bapa gereja sesudah rasul Yohanes meninggal (akhir abad pertama) juga menguatkan bahwa perkumpulan di hari minggu sudah dipraktekkan secara luas. Ignatius (115M) mengatakan “Jangan kita memelihara lagi hari Sabat, melainkan merayakan Hari YESUS KRISTUS, pada hari mana hidup kita bangkit dari kematian oleh Dia.” Justinus Martir (165M) mengatakan bahwa: “pada hari pertama itu dengan mengubah gelap menjadi terang Tuhan menjadikan dunia, dan karena YESUS KRISTUS, Juruselamat kita, pada hari itupun, yaitu hari pertama dalam pekan, bangkit dari mati dan menampakkan diri kepada murid-murid-Nya.” Tertulianus (200M) mengatakan: “hari Tuhan, yaitu hari kebangkitannya, kita bukan hanya meninggalkan kebiasaan berlutut, tetapi juga menanggalkan segala kesusahan dan segala yang manindas kita serta bangkit bekerja.” Demikian juga Clemens dari Alexandria (220M) mengatakan bahwa: “hari pertama dari tiap-tiap pekan telah menjadi hari perhentian, karena kebangkitan (Tuhan YESUS) dari kematian.”
Dari data-data di atas kita dapat melihat bahwa kebiasaan berkumpul di hari Minggu, disamping jemaat di Israel sejak hari kebangkitan Tuhan YESUS, sudah menjadi praktek jemaat pertama baik di Afrika Utara, Eropah maupun Asia Kecil jauh sebelum kekaisaran Konstantin pada abad ke-4 meresmikannya dan didukung oleh Paus. Hari Sabat menurut pengertian Farisi dan ahli Taurat, dalam Perjanjian Baru telah bergeser menjadi ‘hari Tuhan’ pada hari pertama dalam minggu, dimana umat Kristen mengenang Tuhan YESUS yang adalah Sabat Yobel yang membebaskan dan memberikan damai sejahtera bagi umat-Nya.
Wuaowwww
ternyata kebaktian hari minggu bukan diciptakan oleh Paus (atas desakan Raja Romawi,dst)
seperti yg sudah sering dituduhkan aliran Judaism abad 21 kepada kepada Paus
melainkan
kebaktian minggu sudah ada jauh-jauh sebelum disahkan oleh Paus
malah harusnya kita berterima kasih dong sama Paus
inilah fakta baru yg tidak saya ketahui sebelumnya
demikian kesimpulan judul thread ini saya buat
ternyata setelah kebangkitan Yesus . Hari Sabat sudah betul dirayakan hari Minggu.
dan 100% Alkitabiah
sekedar catatan
Bab 4 Bab 4 Sabat dan YESUS
Menarik untuk diketahui bahwa setelah ‘bangkit pada hari minggu’ YESUS menyatakan diri pada para murid pada ‘hari minggu’ dimana mereka berkumpul mengenang hari kebangkitan YESUS untuk makan roti dan doa (band. Kis.20:7). Ia tidak menyatakan diri pada hari Sabat kepada orang orang Yahudi, demikian juga pada hari kebangkitan-Nya ia mengaruniakan ‘ROH KUDUS’ kepada murid-murid-Nya (Yoh.20:22), dan ROH KUDUS dicurahkan kepada umat manusia pada ‘hari Minggu’ yaitu pada hari ‘Pentakosta’ (hari ke-50). Semua ini menunjukkan bahwa Tuhan YESUS KRISTUS memang menghendaki kita menjadikan ‘hari Minggu’ sebagai ‘hari Tuhan’ dimana kita menjalankan Sabat, bukan dalam pengertian Sabat Yahudi, namun dalam pengertian ‘Tahun Rahmat Tuhan’, Sabat Akbar yang membebaskan umat manusia.
Berbeda dengan Mrs. Ellen Gould White, tokoh kultus Adventisme, yang mengatakan bahwa “Pengabaian Sabat adalah dosa yang paling besar dari segala dosa, dan dosa itu dilakukan oleh gereja-gereja,” Tuhan YESUS justru hadir dan merestui pertemuan ibadat murid-murid-Nya pada ‘hari Minggu’ dan mengatakan: “Eireenee humin” (damai sejahtera bagi kamu). [b]Di sinilah kita melihat perbedaan antara Taurat Perjanjian Lama yang penuh beban dan Anugerah Perjanjian Baru yang penuh damai sejahtera. Karena itu umat Kristen harus sadar untuk menghayati anugerah Tuhan YESUS yang kita kenang dalam pertemuan ibadat kita setiap hari minggu dengan kasih.[/b]
Apakah umat Kristen yang berkumpul di hari Minggu berdosa melanggar hukum Tuhan seperti yang dikritik Mrs. White? Apapun komentar dan kritik manusia, Tuhan YESUS sendiri telah hadir dan merestui berkumpulnya umat Kristen pada hari Minggu (Luk.24:13-35;Yoh.20:19-23;Yoh.20:24-29), bahkan mengaruniakan mereka dengan ROH KUDUS (Yoh.20:22). Demikian juga di hari Pentakosta yang jatuh pada hari Minggu, dalam perkumpulan umat Kristen, Tuhan YESUS membaptiskan mereka dengan ROH KUDUS (Kis.1:8;2:1-4). Tuhan YESUS bukan saja menghadiri dan merestui mereka yang berkumpul di hari Minggu (dan tidak pada hari Sabat) tetapi Tuhan YESUS juga mengaruniakan ROH KUDUS dan membaptiskan murid-murid-Nya dengan ROH KUDUS pada saat mereka berkumpul di hari Minggu. Kita dapat membaca kotbah Minggu yang terkenal yang disampaikan oleh Petrus (Kisah.2) yang memberitakan, bahwa: “Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat YESUS, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan KRISTUS.” (Kis.2:36).
Umat Adventis tradisional hidup dalam iman mendua, di satu segi mereka menerima ‘Anugerah Allah dalam Tuhan YESUS KRISTUS yang menyelamatkan,’ namun disegi lain masih beranggapan bahwa tidak merayakan hari Sabat adalah dosa, yang berarti bahwa mereka belum menerima penebusan Tuhan YESUS KRISTUS secara penuh, dan masih harus ada usaha manusia dengan cara memelihara Sabat dan hidup tanpa cacat cela termasuk memakan makanan halal. Dengan kata lain, bila mereka tidak melakukan hal-hal itu maka ‘penebusan Tuhan YESUS KRISTUS’ tidak bermakna penuh.
hmmm… begitu ya ternyata latar belakang keseluruhannya
no more HALF TRUTH. this time is the WHOLE TRUTH
akan tetapi
Kita mengucap syukur, bahwa dalam beberapa dasawarsa terakhir ini ada kecenderungan sebagian kalangan Seventhday Adventist untuk mendekati pengajaran Kristen Konservatif dalam hal-hal kepercayaan mereka mengenai hukum Taurat termasuk Sabat dan mereka kembali membentuk gereja ‘Evangelical Adventists,’ sehingga makin jelas terlihat bahwa tidak semua kaum Adventist memelihara hukum Taurat termasuk Sabat dan ada yang cenderung kembali kepada Injil Anugerah.
Thank you Jesus atau anugerahmu.
RohMu yg akan menyadarkan mereka semua. haleluyaaaaa
Amin
Gbu